TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Ratusan anggota Sopir Kiai Nusantara (SK NU) dari berbagai daerah berkumpul dalam kegiatan Silaturahmi Nasional (Silatnas) yang digelar di Pondok Pesantren API Syubbanul Wathon, Girikulon, Secang, Kabupaten Magelang pada Selasa (8/7/2025).
Acara ini menjadi respons atas sejumlah insiden kecelakaan lalu lintas yang melibatkan para ulama dalam beberapa waktu terakhir.
Salah satu agenda penting dalam Silatnas ini adalah penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus bagi para sopir kiai.
Silatnas turut dihadiri sejumlah pihak, diantaranya Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda Jawa Tengah Kompol Ferdy Kastalani, Kasat Lantas Polresta Magelang Kompol Nyi Ayu Fitria Facha, serta Kapolsek Secang AKP Kamidi. Hadir pula anggota Komisi III DPR RI, Abdullah.
Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda Jawa Tengah Kompol Ferdy Kastalani menyampaikan, kehadiran pihaknya merupakan bentuk tanggapan atas permintaan untuk memberikan pembekalan kepada para sopir kiai dari berbagai daerah.
Ia menuturkan, dalam beberapa bulan terakhir terjadi beberapa kecelakaan yang melibatkan tokoh-tokoh ulama.
“Untuk itu, kita memberikan pembekalan terkait bagaimana cara berkendara, berkeselamatan yang bisa melindungi diri sendiri sopir dan orang lain. Beberapa kejadian di tol Batang dan tol Bawen,” ujarnya, Selasa (8/7/2025) malam.
Materi yang diberikan meliputi teknik mengemudi yang aman serta etika dalam berkendara.
Ferdy menekankan pentingnya kesiapan pengemudi maupun kendaraan sebelum melakukan perjalanan.
“Karena beberapa kecelakaan selama ini rata-rata pengemudinya microsleep sementara karena kecapaian. Kalau kita kecapean, sopir kiai ini mungkin sungkan untuk menyampaikan pada kiainya. Untuk itu kita mengimbau jangan korbankan yang lain , kalau lelah istirahat,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa idealnya setiap sopir istirahat setiap tiga jam perjalanan. Apalagi, fasilitas rest area di jalan tol disediakan setiap 20 kilometer.
“Jangan sampai sopir lelah tidak istirahat, keselamatan terabaikan,” tegasnya.
Di sisi lain, Pengasuh Ponpes API Tegalrejo, KH Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf, menjelaskan bahwa kegiatan malam itu merupakan ajang silaturahmi nasional bagi para sopir kiai.
Ia mengatakan bahwa keberadaan organisasi SK NU muncul dari keprihatinan atas maraknya kecelakaan yang menimpa para ulama dalam perjalanan, seperti kejadian yang menimpa Gus Alam (Alamuddin Dimyati Rois) maupun Kiai Taufik dari Pamekasan.
“Malam hari ini kita coba bareng-bareng untuk bimbingan teknis sekaligus kita bikin semacam SOP para sopir kiai. Makanya, malam ini kita ngundang dari Polri juga hadir dari rumah sakit dari kesehatan, dan juga tentu para sopir-sopir itu,” ujar Gus Yusuf.