Mahasiswa Arsitektur UAJY Tampilkan Tari Nusantara dalam Sakanti Dwipantara 4

Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TARI NUSANTARA : Penampilan mahasiswa Arsitektur UAJY dalam Sakanti Dwipantara #4 yang dilaksanakan di Auditorium Gedung Thomas Aquinas, Kampus II UAJY, pada Sabtu (28/06/2025).

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) kembali menggelar Pertunjukan Musik dan Tari Sakanti Dwipantara #4 di Auditorium Gedung Thomas Aquinas, Kampus II UAJY pada Sabtu (28/06/2025).

Acara ini merupakan puncak dari mata kuliah Apresiasi Estetika dan Sejarah Arsitektur 2, yang telah menjadi tradisi sejak tahun 2016.

Sebanyak 4 pertunjukan ditampilkan dalam edisi kali ini, di antaranya Tari Mangastuti, Topeng Klana Gunungsari, Orchestra Semar, dan pertunjukan puncak dengan tarian nusantara.

Acara ini turut dihadiri oleh Dr. Drs. RM. Pramutomo, M.Hum., Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, dan Ir. Eko Suryo Maharsono, mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Arsitektur UAJY Dr. Augustinus Madyana Putra, S.T., M.Sc., menyampaikan apresiasi terhadap semangat para mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan ini.

 “Yang paling kami terenyuh adalah ketika banyak dari teman-teman mahasiswa mengatakan bahwa kegiatan ini benar-benar membuat satu angkatan menjadi sangat solid. Kami percaya bahwa kekompakan ini sangat dibutuhkan untuk berkarya di masa depan,” ungkapnya.

Pertunjukan ini dibimbing oleh Hani Britha Oktarini, lulusan Universitas Negeri Yogyakarta, sebagai mentor tari.

Baca juga: Mahasiswa ICP UAJY Ajak Mahasiswa Asing Kenali Kuliner Tradisional Kotagede

Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap performa para mahasiswa.

 “Luar biasa ya, karena teman-teman ini bukan penari, garis bawahi, bukan penari. Namun, melihat perkembangan dari Sakanti #1 hingga #4, mereka mampu tampil seperti penari profesional. Bahkan, bisa disandingkan dengan para penari profesional,” ujar Hani.

Para mahasiswa berlatih intensif selama dua setengah minggu tanpa jeda.

Mengenai tantangan yang dihadapi, Hani menyampaikan bahwa proses tidak terlalu sulit karena etos kerja mahasiswa sangat tinggi.

“Saya terbantu oleh semangat mereka sendiri. Mereka bertanggung jawab terhadap karya ini, dan semangat belajar mereka luar biasa. Saya bangga banget kali ini mereka menjadi penari yang spektakuler,” tambah Hani.

Sementara itu, Dr. Pramutomo menilai pertunjukan ini sebagai bentuk pelestarian budaya.

“Menurut saya ini bagus, ya. Semua tampilan mereka adalah pertunjukan tari yang merepresentasikan budaya tari etnik Indonesia. Saya kira kita perlu kembali mengangkat budaya tari etnik sebagai media penyimpan perilaku dan nilai-nilai luhur. Jika ini terus dihidupkan, maka akan berdampak pada penguatan karakter dan budi pekerti bangsa,” ujarnya.

Ia juga berharap agar mahasiswa tidak hanya mengapresiasi tari, namun juga berbagai bentuk seni lainnya.

“Bagaimanapun juga, seluruh seni di Nusantara membawa dampak pada perilaku budaya. Melalui pertunjukan ini, kita bisa mengajak masyarakat untuk kembali menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam seni,” tutup Pramutomo. (*)

Berita Terkini