TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulon Progo terus berupaya mengoptimalkan penanganan sampah yang masuk ke Tempat Pemroresan Akhir (TPA) Banyuroto di Kapanewon Nanggulan.
Optimalisasi sekaligus menekan jumlah sampah yang masuk ke TPA.
Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengembangan Persampahan dan Pertamanan, DLH Kulon Progo, Ade Wahyudiyanto, menyampaikan upaya optimalisasi salah satunya lewat bank sampah.
"Sebab bank sampah bisa menjadi tempat pemrosesan sebelum sampah masuk TPA," jelas Ade pada wartawan, Selasa (24/06/2025).
Menurutnya, sudah ada cukup banyak bank sampah di Kulon Progo.
Namun baru sebagian yang mampu memenuhi kriteria pengelolaan dan pengolahan sampah yang baik dan sehat, termasuk kemampuan finansial yang baik.
Itu sebabnya, DLH Kulon Progo pun berupaya mengoptimalkan peran bank sampah.
Ade mengatakan pihaknya saat ini mengintensifkan pendampingan ke seluruh pengelola bank sampah dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang ikut menangani sampah rumah tangga.
"Seperti tahun ini, pendampingannya tentang pelatihan manajemen Sumber Daya Manusia," ujarnya.
Pendampingan diharapkan mampu membentuk pengelolaan bank sampah dan KSM di Kulon Progo menjadi lebih profesional.
Baca juga: BPBD Kulon Progo Tetap Siapkan Program Dropping Air Bersih Meski Kemarau Pendek
Sebab manajemen yang baik akan membuat pengelolaan dan pengolahan sampah menjadi lebih optimal dan efisien.
Apalagi tujuannya untuk mengurangi timbulan sampah dari hulu (masyarakat) ke tengah (Tempat Penampungan Sementara Sampah).
Pengurangan itu akan membuat volume sampah yang masuk TPA Banyuroto bisa dikurangi.
"Bank sampah pun perlu dikelola agar mampu memiliki kemampuan finansial operasional yang sehat," kata Ade.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Persampahan dan Pertamanan, DLH Kulon Progo, Budi Purwanta, mengatakan peran bank sampah sangat vital dalam mengurangi volume sampah di TPA Banyuroto.