Keterlibatan Liu dalam menyuplai senjata ke Iran ini menjadi sorotan karena muncul di tengah memuncaknya ketegangan antara negara tersebut dengan Israel.
Dalam keterangannya, Departemen Luar Negeri AS juga menyebut IRGC secara rutin menggunakan perusahaan-perusahaan cangkang untuk menyamarkan aliran dana, menghindari sanksi, serta memperoleh teknologi yang seharusnya tidak bisa mereka akses secara legal.
“Teknologi buatan AS telah digunakan oleh IRGC dan Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran dalam pembuatan sistem senjata,” tulis pernyataan itu.
Liu diketahui memiliki hubungan dengan Beijing, Teheran, Shiraz, dan wilayah lain di Iran, serta Hong Kong.
FBI menggambarkan Liu sebagai agen pengadaan, pedagang senjata, dan operator berbagai perusahaan dagang di China yang berbicara dalam Bahasa Mandarin, Kanton, dan Farsi.(*)