"Saya sampai jual mobil untuk bayar kuliah, gara-gara uang simpanan di BUKP DIY tak kunjung cair," katanya.
Paguyuban tersebut menaungi sebanyak 245 nasabah BUKP DIY Kulon Progo, terdiri dari 109 nasabah asal Galur dan 136 nasabah asal Wates.
Total dana yang tidak bisa dicairkan kurang lebih mencapai Rp 8,5 miliar.
Ketua Paguyuban Nasabah BUKP DIY Kulon Progo, Sasmita ,Nugroho menyampaikan bahwa para nasabah tersebut kebanyakan para pedagang. Mereka menyimpan dana di BUKP DIY dengan harapan bisa berlipat dan nantinya bisa digunakan sebagai modal usaha.
"Kejadian seperti ini sudah kami alami setidaknya dalam 2 sampai 3 tahun terakhir," ujar Sasmita.
Selain tak bisa mencairkan dana simpanan sendiri, pihaknya pun menilai ada banyak kejanggalan pada sistem kerja di BUKP DIY.
Seperti penulisan antara angka dan kata yang berbeda untuk nominal dana nasabah.
Sasmita pun menyebut petugas BUKP DIY selalu menghindar setiap kali nasabah menanyakan soal pencairan dana dan bukti tabungan.
Berbagai alasan disampaikan, seperti mesin cetak dan komputer sedang rusak.
"Kami menilai tata kelola BUKP DIY sangat buruk sehingga menimbulkan kecurigaan dari kami sebagai nasabah," jelasnya.(*)