TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Terminal Bus Wates di Kulon Progo turut mencatatkan adanya fenomena penurunan aktivitas saat mudik Lebaran di 2025 ini.

Terminal tipe B ini dikelola langsung oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DIY.

Kepala Balai Pengelolaan Terminal dan Perparkiran, Dishub DIY, Agnes Dhiany Indria ,Sari mengungkapkan jika arus penumpang di mudik Lebaran tahun ini turun cukup siginifikan.

"Kalau dikalkulasikan, penurunannya hampir 50 persen," ujar Agnes dihubungi pada Rabu (09/04/2025).

Penurunan ini terjadi baik saat arus mudik maupun arus balik Lebaran.

Terminal Bus Wates sendiri kondisinya terbilang tidak ramai saat mudik Lebaran, sebab masyarakat memiliki banyak alternatif moda transportasi.

Namun Agnes mengatakan arus penumpang di Lebaran tahun ini termasuk yang paling rendah.

Ia mencontohkan saat arus mudik Lebaran, biasanya ada sebanyak 500 sampai 800 penumpang lewat Terminal Bus Wates per harinya.

"Tapi untuk arus balik kemarin hanya ada sekitar 200 sampai 300 penumpang per hari," katanya.

Baca juga: Kalurahan Purwosari Kulon Progo Jadi Lumbung Mataraman, Optimalkan Hasil Bumi dan Destinasi Wisata

Agnes mengatakan penurunan arus penumpang di Lebaran tahun ini dipicu oleh kondisi ekonomi yang sedang lesu.

Menurutnya, kondisi tersebut berdampak pada semua sektor selama libur Lebaran kemarin.

Ia pun menilai masalah tersebut tidak bisa diprediksi saat libur Lebaran lalu.

Meski begitu kesiapan Terminal Bus Wates tetap disiapkan selama masa arus mudik dan balik Lebaran.

"Kesiapan terutama dari sisi kelayakan sarana dan prasarana di terminal," jelas Agnes.

Selama mudik Lebaran dari tanggal 24 Maret hingga 7 April 2025, Terminal Bus Wates dilewati oleh 514 bus jenis AKAP (Antar Kota dan Antar Provinsi).

Total penumpang yang datang maupun berangkat di periode tersebut mencapai 10.377 orang.

Lesunya libur Lebaran 2025 juga disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kulon Progo, Sumantoyo.

Ia menyampaikan nilai okupansinya memang cukup tinggi yaitu sampai 90 persen.

"Namun jika dibandingkan tahun sebelumnya ada penurunan sekitar 5 persen untuk okupansi hotel dan 10 persen untuk kunjungan ke restoran," ujarnya.(*)