TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Lebaran selalu menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh banyak orang, terutama bagi perantau yang ingin pulang ke kampung halaman.
Momen ini identik dengan kebersamaan, tradisi, serta kehangatan keluarga.
Namun, tidak semua orang bisa menikmati suasana Lebaran di kampung halaman.
Salah satunya adalah Nuzul, seorang pekerja media di DIY yang harus tetap menjalankan tugas jurnalistiknya meski di tengah hiruk-pikuk perayaan Idulfitri.
Sebagai jurnalis, Nuzul kerap kali harus menunda kepulangannya. Bahkan, ada kalanya ia tidak bisa mudik sama sekali karena tuntutan pekerjaan.
"Pernah juga nggak mudik sih," ujarnya.
Rutinitas Nuzul saat Lebaran cukup padat.
Ia bertugas meliput berbagai aspek perayaan, mulai dari salat Idulfitri hingga situasi di tempat-tempat wisata yang ramai dikunjungi warga.
"Biasanya liputan salat Id dulu, terus kadang ditugaskan untuk memantau tempat wisata," jelasnya.
Pekerjaan ini menuntutnya untuk tetap siaga, meskipun pada saat yang sama, keinginannya untuk pulang dan berkumpul bersama keluarga begitu besar.
Ketika ditanya mengenai perasaannya saat harus tetap bekerja di hari raya, Nuzul mengungkapkan bahwa ada perasaan sedih yang tidak bisa dihindari.
"Ya, sedih lah. Kan Lebaran itu momen paling ditunggu buat kumpul keluarga. Kalau lihat orang lain bisa kumpul, ya rasanya pengen nangis aja," ungkapnya.
Baca juga: Jelang Libur Lebaran, Dinas Perhubungan dan Dinkes Bantul Lakukan Skrining Kesehatan Gratis
Namun, sebagai seorang profesional, ia tetap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
Kerinduan terhadap kampung halaman semakin kuat saat mengingat berbagai tradisi yang biasa dilakukan bersama keluarga.