Hal ini terlihat dari situasi di Bali, di mana volume sampah yang meningkat berdampak pada penurunan jumlah wisatawan.
“Orang yang berkunjung kan mau spending, kalau jorok, malas (mau menghabiskan uang). Ini dibuktikan di Bali kemarin, sampah begitu banyak, turis turun. Itu terasa oleh Bali sendiri,” ujar Ade kepada wartawan.
Salah satu contoh nyata terjadi di Pantai Kuta, di mana puluhan ton sampah menumpuk.
Sampah tersebut bukan berasal dari kiriman Pulau Jawa, melainkan bagian dari siklus tahunan yang harus diantisipasi.
Dengan lahan yang terbatas, upaya pembersihan di Kuta pun dilakukan melalui kolaborasi antar-kementerian.
“Persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga individu. Kita harus peduli dengan sampah sendiri,” tutupnya. (*)