Sementara yang bisa dipenuhi hanya seperempatnya saja.
“Indukannya kami datangkan dari Sukabumi, peralatannya standar, sehingga benih yang dihasilkan satu indukan, ukuran, dan umur. Kualitasnya terjamin dan hasilnya maksimal. Kalau ambil benih yang tidak tahu sumbernya, ukurannya mungkin sama, tetapi umurnya, indukannya belum tentu sama. Benih ini yang kadang membuat pembudidaya gagal,” terangnya.
Selain perbenihan, ada pula pembesaran dan pemasaran, serta tempat budidaya pakan alami cacing sutra.
“Untuk budidaya cacing sutra ini memanfaatkan limbah kolam. Nah cacing sutranya nanti untuk memberi pakan benih. Jadi, satu siklus. Kami kembangkan tahun ini dengan dukungan dana keistimewaan DIY, dan akan kami kembangkan di beberapa wilayah tahun depan,” sambungnya.
Pihaknya juga memberikan pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan membuat jaring, perbengkelan, laminasi kapal, hingga pranata mangsa untuk nelayan. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan tangkap di Kulon Progo.
Selain itu, pihaknya juga memiliki program khusus untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kulon Progo.
Program tersebut menyasar anak sekolah, sebab anak-anak membutuhkan protein tinggi.
Trenggono mengakui ada beberapa kendala yang dihadapi nelayan maupun pembudidaya ikan.
Namun dengan kolaborasi semua pihak, kendala-kendala tersebut mampu diatasi. (*)