TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Para penggerobak di Kota Yogya mendukung penuh program pengelolaan sampah berbasis kewilayahan yang digulirkan ekesekutif.
Akan tetapi, mereka berharap, Pemkot Yogyakarta bisa lebih memperhatikan aspek kelaikan depo, supaya fenomena gunungan sampah tidak terulang lagi.
Ketua Paguyuban Penggerobak Depo Utoroloyo, Tupardi, mengatakan, bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah ketersediaan armada secara konsisten.
Pasalnya, melalui program pengelolaan sampah berbasis kewilayahan, masyarakat hanya bisa membuang sampah ke depo melalui penggerobak.
"Dengan perubahan sistem dari mandiri ke penggerobak, ini sangat dibutuhkan armada. Jadi, jangan sampai di depo terjadi penumpukan," tandasnya, Senin (17/3/2025).
Ia menyebut, selama ini, Depo Utoroloyo hampir tidak pernah mendapat alokasi armada sampah jenis truk dengan kuota muatan yang tergolong besar.
Baca juga: Dapat Kuota Pembuangan ke TPA Piyungan, Pemkot Yogya Optimis Sampah Libur Lebaran Bisa Tertangani
Adapun proses penjemputan limbah dengan armada kecil ke deponya bisa dibilang tidak menentu, sehingga penggerobak seringkali dibuat kerepotan.
"Kemarin sebelum bulan Ramadan belum tentu ada pengangkutan sebulan sekali. Kita pakai armada APV saja, kapasitasnya hanya 5-6 gerobak," ujarnya.
"Sedangkan sampah yang masuk depo bisa 10-12 gerobak. Nah, sisanya kita ada kegiatan pembakaran untuk meminimalisir penumpukan," tambah Tupardi.
Karenanya, keberadaan armada yang secara rutin mengangkut sampah dari depo mutlak dibutuhkan, untuk menghindari pemandangan tak sedap.
Di samping itu, ia juga berharap, ke depan Pemkot Yogya bisa lebih memperhatikan keselamatan kerja bagi 1.017 penggerobak yang telah direkrut.
"Misalnya, alat penunjang seperti sarung tangan, sepatu dan sebagainya. Kita kan mengambil sampah itu mengobok-obok barang busuk, sehingga rentan," pungkasnya. (*)