Plengkung Gading Ditutup, Tak Ada Anggaran Pengadaan Lampu Lalu Lintas di Simpang Mantrigawen

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DITUTUP TOTAL : Plengkung Gading atau Nirbaya, ditutup total mulai Sabtu (15/3/2025).

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penutupan total akses Plengkung Nirbaya atau Plengkung Gading, gerbang luar sisi selatan Keraton Yogyakarta, pada Sabtu (15/3/2025), memicu dampak signifikan terhadap arus lalu lintas di sekitarnya.

Mengatasi hal ini, Dinas Perhubungan (Dishub) DIY dan Kota Yogyakarta berupaya mengatur ulang alur kendaraan untuk menghindari kemacetan di titik-titik rawan.

Salah satu solusi yang dirancang adalah pemasangan lampu lalu lintas portabel di simpang Mantrigawen, yang menjadi titik krusial akibat meningkatnya beban kendaraan.

Namun, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama dalam realisasi solusi ini.

"Kami sudah berdiskusi dengan pihak (Dishub) Kota Yogya terkait kemungkinan penggunaan lampu lalu lintas portabel, tetapi saat ini perangkat tersebut tidak tersedia dan biaya perakitan cukup besar," kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub DIY, Rizki Budi Utomo.

"Makanya kemarin personel kita plotting di Simpang Mantrigawen yang belum ada bangjonya. Kalau Simpang Tamansari kan sudah ada bangjonya," tambahnya.

Penutupan Plengkung Nirbaya dilakukan setelah evaluasi terhadap kondisi bangunan menunjukkan adanya perbedaan ketinggian pada tembok yang sedang dikonservasi di sisi timur dan barat.

Penurunan struktur ini diduga disebabkan oleh beban lalu lintas yang terus menerus melewati kawasan tersebut.

Baca juga: Plengkung Gading Tutup: Jalan Menuju Njero Beteng tapi Sultan Jogja Tak Boleh Sembarangan Melintas

Menurut Rizki, penurunan sekitar 10 cm ini telah terdeteksi dalam pemeriksaan sejak 2015 hingga 2018 oleh Dinas Kebudayaan.

Karena itu, meskipun uji coba rekayasa lalu lintas sistem satu arah (SSA) baru berjalan empat hari, penutupan total tetap dilakukan demi menjaga keutuhan struktur benteng.

"Berbeda dengan benteng sisi selatan yang dapat direstorasi lebih menyeluruh karena tidak menghalangi lalu lintas, konservasi di Plengkung Nirbaya selalu dilakukan secara bertahap. Akibatnya, terjadi penurunan struktur yang dapat berdampak terhadap kestabilan bangunan," jelasnya.

Pola Perubahan Arus Lalu Lintas

Adapun selama uji coba SSA lalu, Dishub DIY menempatkan surveyor untuk memantau pergerakan kendaraan di berbagai titik.

Data awal menunjukkan bahwa sebagian besar kendaraan yang melewati kawasan tersebut berasal dari orang tua yang mengantar anak sekolah ke area Jeron Beteng.

"Selain itu, ada juga kendaraan yang hanya melintas tanpa mengakses kawasan dalam, yang disebut sebagai 'through traffic'. Banyak arus kendaraan yang mengarah ke Jokteng Wetan dan simpang Mantrigawen, yang menjadi titik krusial karena menanggung beban lalu lintas tinggi," ujarnya. (*)

Berita Terkini