Tribunjogja.com Yogyakarta --- Pembangunan Tol Jogja Solo Seksi 2 terus berlanjut dengan sejumlah perkembangan terbaru di wilayah Sleman.
Kabar terbaru yang dihimpun Tribunjogja.com, proyek tol Tol Jogja Solo seksi 2 paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman memasuki tahap penggarapan Ramp On atau akses untuk masuk dari jalan umum ke jalan tol.
Humas PT Adhi Karya Proyek Tol Jogja Solo Seksi 2 Paket 2.2, Agung Murhandjanto, mengatakan pembangunan ramp on mulai dikerjakan pada sisi Selatan ring road Trihanggo, Sleman.
Pengerjaan tersebut diawali dengan pemasang bored pile.
"Kami sudah mulai bored pile di samping-samping untuk di Ramp On," kata Agung, Kamis (13/2/2025).
Dia menjelaskan, berdasar rancangan awal nantinya akan ada empat Ramp On/Off yang dibangun di Sleman, yakni ramp On/Off Maguwo, UPN, Monjali dan Trihanggo.
Agung menyampaikan Ramp On Trihanggo nantinya dapat menjadi opsi pengendara yang akan masuk ke arah Tol Jogja-Solo maupun Tol Jogja-Bawen.
Ramp on itu tepatnya akan berada di area selatan jalan ring road area Trihanggo.
"Sisi selatan, timur sama barat [Simpang Kronggahan] sudah [dikerjakan]. Ini tadi malah ke barat yang di setelah traffic light itu yang barat," terang Agung.
Jika sudah beroperasi, disampaikan Agung, masyarakat bisa melakukan tapping untuk transaksi tol melalui Ramp On Trihanggo.
"Iya gerbang transaksi, karena itu kan naiknya dari situ. Bisa tap di situ nanti," imbuhnya.
Selain mulai menggarap Ramp On, pihaknya juga segera memulai pekerjaan kolom yang berada di tengah ring road.
Kolom ini berfungsi sebagai fondasi bakal pilar penyangga tol yang nanti melayang atau elevated.
Agung mengatakan estimasi penggarapan kolom sudah dapat dimulai pada akhir Februari.
"Langsung kami bikin kolom yang di tengah. Di tengah sudah hampir selesai Mas. Tinggal 11 titik (bored pile) lagi. Akhir Februari ini (penggarapan) kolom dulu. Nanti akan dicor-cor kolom dulu," pungkasnya.
Pasang Balok Beton
Dikabarkan Tribunjogja.com beberapa waktu lalu, progres kontruksi jalan bebas hambatan yang membujur dari junction Sleman hingga Ringroad di Kalurahan Trihanggo ini mencapai lebih dari 49,1 persen.
Selain melakukan penimbunan, dan bor pile elevated di Ringroad, kontraktor juga telah berhasil melakukan pekerjaan erection girder perdana.
"Pekerjaan erection girder telah dilakukan di junction Sleman, Padukuhan Ketingan," kata Agung Murhandjanto, pejabat Humas PT Adhikarya pembangunan jalan Tol Jogja Solo paket 2.2, Jumat (24/1/2025).
Erection girder merupakan pekerjaan pengangkatan gelagar balok beton yang fungsikan sebagai jembatan.
Gelagar balok beton ini dipasangkan di dua tiang penyangga yang menjadi tumpuannya.
Penyangga ini berupa pilar kolom atau abutment.
Pemasangan girder ini sudah dilakukan sejak Januari 2025.
Pekerjaan ini menjadi langkah penting dalam pembangunan infrastruktur yang menandai progres kemajuan cukup signifikan.
Apalagi, erection girder yang dipasang di junction Sleman merupakan titik vital yang terintegrasi dengan jalan tol Jogja-Bawen seksi 1, maupun jalan tol yang nantinya membujur menuju Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).
Adapun soal kebutuhan lahan untuk jalan Tol Jogja Solo paket 2.2 ini sebanyak 654 bidang atau setara 28.65 hektar.
Progres per 15 Januari 2025, lahan terdampak yang sudah dibebaskan 83,8 persen.
Artinya masih menyisakan 16,2 persen lahan yang belum bebas.
Menurut Agung, jumlah lahan yang belum bebas mayoritas Tanah Kas Desa (TKD).
Adapun lahan milik warga, hanya menyisakan satu bidang saja.
Jalan bebas hambatan ini dibangun dengan target rencana 871 hari.
Sejauh ini sudah terealisasi 574 hari, yang berarti tinggal menyisakan 297 hari lagi masa pembangunan.
Exit Tol Seyegan
Tol Jogja-Solo akan berimbas kepada lalu lalang kendaraan yang masuk-keluar di wilayah Sleman.
Sebab Tol Jogja-Solo akan ada beberapa exit tol di beberapa titik di wilayah Yogyakarta.
Berpangkal dari itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY mengusulkan perlunya kajian khusus untuk mengetahui potensi UMKM di kawasan exit tol Seyegan, Kabupaten Sleman.
Usulan ini disampaikan Ketua Komisi B DPRD DIY Andriana Wulandari, seusai pihaknya melihat langsung kondisi terkini exit tol Seyegan.
Komisi B meminta Biro Administrasi Perekonomian Dan Sumber Daya Alam Setda DIY segera membentuk suatu kajian agar penataan untuk kawasan-kawasan di Exit Tol ini dapat benar-benar tepat sasaran.
Menurutnya kajian ini diperlukan agar warga lokal dapat bersaing lebih luas dan dapat mengembangkan UMKM di kawasan kecil.
“Segera saja dibuat kajian khusus, sehingga hasil kajian ini nantinya akan kelihatan dari segi penataan untuk kawasan-kawasan di Exit Tol agar benar-benar tepat sasaran,” katanya, Selasa (28/1/2025).
Perempuan yang akrab disapa Mbak Ndari ini juga berharap anggaran yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk kesejahteraan masyarakat dapat tepat sasaran.
“Di wilayah Exit Tol ini, diharapkan untuk program maupun anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk kesejahteraan masyarakat dapat tepat sasaran,” terang dia.
Dia menyebutk bahwa kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang utama dan harus diupayakan.
“Kami sebagai wakil rakyat, akan mengupayakan masyarakat yang sejahtera. Diharapkan dalam setiap pembangunan dan kegiatan dapat memberikan aspek positif bagi masyarakat di sekitarnya,” ucapnya.
Kepala Bidang Kewirausahaan Dinas Koperasi dan UKM DIY, Wisnu Hermawan, menekankan pada komunikasi antarpihak yang harus sinergis guna memastikan produk-produk lokal yang akan diperjualbelikan untuk lebih diperhatikan.
“Komunikasi dan koordinasi antar desa dan pemangku kepentingan harus sinergis. Jangan sampai mengembangkan produk yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. Kami akan memastikan bahwa produk-produk lokal layak dipasarkan,” ujar Wisnu. (Tribunjogja.com/hda/rif)