“Jadi, saya terus berkarya dalam kegelapan dan alasan saya melakukannya bukan karena alasan lain, melainkan karena musik adalah satu-satunya tempat saya bisa bernapas, (yaitu) saat saya menggubah musik dan berdiri di depan mikrofon. Saya pikir saya bermusik untuk bertahan hidup,” imbuhnya.
Selama masa-masa gelap di usia 30-an itu, T.O.P mengaku ingin menyembuhkan dirinya melalui musik.
"Jadi, saya menulis banyak sekali lagu, hanya dengan mendengarkan hati saya yang gelap dan gejolak batin saya sendiri. Saya ingin menyembuhkan diri saya melalui musik dan saya ingin berbagi musik itu dengan para penggemar saya dengan cara tertentu,” kata T.O.P.
Mendambakan hidup damai di usia 40-an
Setelah bertahun-tahun hidup di industri hiburan yang penuh gejolak, T.O.P membayangkan kehidupan yang lebih tenang di usia 40-an, kehidupan yang mencerminkan pengalaman pemuda lainnya di Korea Selatan.
"Tujuan utama saya adalah membangun kehidupan yang stabil dan tidak terlalu dramatis," ungkap T.O.P kepada The Korea Times.
"Saya ingin mencapai titik di mana saya bisa bangun tanpa dibombardir oleh berita-berita negatif dan merasa lebih damai,” tutur T.O.P.
Selain menceritakan tentang alasan keluar dari BIGBANG dan bagaimana perasaannya, T.O.P juga mengungkapkan kisah di balik perannya sebagai Thanos di serial Netflix Squid Game.
KLIK DI SINI untuk membaca cerita T.O.P tentang perannya sebagai Thanos.
(Tribunjogja.com/The Korea Times/Soompi)