TRIBUNJOGJA.COM - Perkembangan motor listrik di Indonesia semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya transisi ke energi ramah lingkungan.
PT Smoot Motor Indonesia merupakan salah satu merek motor listrik lokal yang relatif cukup banyak dipakai konsumen.
Dari jumlah penyaluran motor listrik subsidi yang dicatat laman resmi Sisapira selama 2024, yaitu sebanyak 60.857 unit, Smoot mengklaim berhasil merebut 10 persen pangsa pasar, atau sekitar 6.000 unit.
Ketika insentif pemerintah masih berlaku, Smoot mengandalkan dua model, yakni Smoot Tempur yang ditawarkan Rp 11,5 juta dan Smoot Zuzu yang dijual Rp 12,9 juta (harga setelah subsidi).
Melansir dari kompas.com, Irwan Tjahaja, CEO PT Smoot Motor Indonesia, mengatakan, saat ini model yang tersedia tinggal Smoot Zuzu .
Sedangkan Smoot Tempur telah habis dan tidak dilanjutkan penjualannya.
“Kami rencana ada tambahan dua model. Total akan ada 4 model, Zuzu, De Sultan, dan dua lagi,” ujar Irwan (3/12/2024).
“Beda desain pasti, ada yang lebih ke touring, ada yang lebih ke heavy duty, ada yang lebih jauh (jarak tempuhnya), ada yang masih swap (baterainya),” kata dia.
Terkait Smoot Zuzu dan Smoot Desultan, seluruh komponen didesain untuk efisiensi sekaligus lebih kekinian.
Dengan tampilan retro futuristik, dek kaki yang luas, ban yang aerodinamis dan respon yang lebih baik pada handle akselerasi.
Smoot Zuzu dan Smoot Desultan memberikan pengalaman berkendara yang nyaman dan penuh gaya.
“Kalau di Zuzu (baterai) bisa tempuh 80 Km, De Sultan 70 Km. Penjualan paling banyak Jabodetabek, masih 75 persen. Karena battery network paling bagus di Jabodetabek,” ucap Irwan.
Adapun Pada tahun depan bakal ada sejumlah regulasi baru yang akan diberlakukan oleh pemerintah.
Salah satu yang ramai dibicarakan adalah kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 1 persen, dari 11 persen menjadi 12 persen.
Penerapan PPN 12 persen tentu akan berdampak pada industri otomotif.
Pasalnya, pajak tersebut bakal berpengaruh terhadap harga jual kendaraan yang akan ditanggung oleh konsumen.
PT Smoot Motor Indonesia menyatakan, bahwa naiknya tarif PPN bisa berdampak pada permintaan.
Oleh sebab itu, Smoot telah menyiapkan sejumlah strategi agar penjualan motor listrik terjaga.
“Kemungkinan kami absorb saja dari perusahaan, harganya sama, enggak ada kenaikan. Jadi PPN-nya naik, kemungkinan itu di-absorb saja sama perusahaan kami. Jadi harganya, kami setor ke negara lebih banyak,” ujarnya.