Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Pusat Statistik (BPS) DIY menjalin kerja sama dan meresmikan Pojok Statistik di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNVY).
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan Pojok Statistik yang ada di UPNVY merupakan yang ketiga setelah Universitas Islam Indonesia dan Universitas Gunungkidul.
Kehadiran Pojok Statistik merupakan komitmen BPS dalam mencerdaskan bangsa melalui data.
"Ini yang patut kita syukuri, karena UPNVY ingin mewujudkan Pojok Statistik ini. Karena perguruan tinggi merupakan tempat pendidikan para calon pemimpin bangsa. Dengan pengenalan, literasi, edukasi tentang data dan statistik semenjak dari bangku kuliah, tentu ini akan menjadi bekal ketika nanti para mahasiswa menggantikan generasi yang ada sebagai para pemimpin bangsa," katanya, Jumat (06/12/2024).
"Dalam melakukan perencanaan, monitoring, evaluasi, maupun berpikir secara logis, mengambil keputusan dengan evidence (bukti) data yang bisa dipertanggungjawabkan," sambungnya.
Dengan adanya Pojok Statistik, ia berharap data statistik mudah di akses. Di samping itu, BPS DIY juga ingin berperan dalam mendukung Tridharma UPNVY .
Direktur Diseminasi dan Layanan Statistik BPS RI, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami menerangkan Pojok Statistik merupakan perluasan layanan publik.
Terlebih hampir 50 persen pengguna data-data BPS adalah mahasiswa, dosen, dan para peneliti.
"Saat ini ada 138 Pojok Statistik di 138 perguruan tinggi, dan UPNVY ini yang ke 139. Intinya Pojok Statistik ini ingin mendekat layanan. Ada konsultasi statistik, rekomendasi statistik, perpustakaan, dan penjualan data mikro, tapi untuk dunia pendidikan gratis," terangnya.
Sementara itu, Rektor UPNVY, Prof. Dr. M. Irhas Effendi, M.Si menambahkan kolaborasi antara UPNVY dan BPS DIY diharapkan dapat mendukung Indonesia Emas 2045 melalui pendidikan dan pengabdian.
"Data sangat penting untuk riset dan pendidikan dalam mendukung kontribusi pembagunan nasional mencapai Indonesia Emas 2045. Baik mahasiwa maupun dosen memerlukan data untuk melakukan riset dan pengembangan," imbuhnya. ( Tribunjogja.com )