TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - DI Yogyakarta mengambil langkah besar dalam menciptakan ekosistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dengan dimulainya uji coba bus listrik di kawasan Sumbu Filosofi, Yogyakarta, Jumat (22/11/2024).
Pelaksanaan uji coba ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mewujudkan transportasi umum berbasis energi terbarukan yang lebih berkelanjutan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Daerah Istimewa Yogyakarta, Beny Suharsono, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini.
Ia menjelaskan bahwa pengadaan bus listrik adalah komitmen nyata Pemda DIY untuk mengurangi jejak karbon dan memulai transformasi transportasi berbasis listrik di Yogyakarta.
Beny Suharsono menegaskan bahwa bus listrik bukan hanya sebuah alat transportasi, melainkan juga simbol dari harapan akan masa depan yang lebih hijau.
"Dengan mengurangi emisi karbon dan kebisingan, angkutan berbasis listrik ini tidak hanya mendukung kenyamanan wisatawan yang menikmati kawasan Sumbu Filosofi, tetapi juga menciptakan ruang kota yang lebih sehat bagi masyarakat," ujarnya.
Keberhasilan uji coba bus listrik ini diharapkan dapat memperluas penggunaan kendaraan ramah lingkungan di seluruh Yogyakarta, seiring dengan semakin pesatnya perkembangan kawasan Sumbu Filosofi sebagai pusat mobilitas yang mencerminkan harmoni alam, budaya, dan kehidupan masyarakat.
Proyek ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah pusat dalam elektrifikasi kendaraan umum.
Selain itu, bus listrik diharapkan akan mengurangi polusi udara dan suara, terutama di kawasan yang sudah ditetapkan sebagai World Heritage oleh UNESCO.
Rencananya, setelah uji coba di bulan November, bus listrik akan mulai beroperasi secara penuh pada tahun 2025 dan diharapkan dapat menjadi bagian dari layanan angkutan umum perkotaan Trans Jogja.
Pemerintah DIY juga berencana untuk memperluas program ini dengan melibatkan lebih banyak pihak, baik pemerintah pusat maupun sektor swasta, dalam upaya bersama untuk mewujudkan transportasi yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Dengan dimulainya uji coba bus listrik ini, Yogyakarta semakin memperkuat komitmennya sebagai kota yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Baca juga: Truk Terciduk Buang Sampah Ilegal di Hutan Jati Gunungkidul, WALHI Desak Pemda DIY Ambil Peran
Pemerintah daerah berharap pengembangan transportasi umum berbasis listrik ini dapat menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia, serta mendukung pariwisata berbasis budaya yang berkelanjutan.
"Langkah ini adalah bagian dari tanggung jawab kita untuk mewariskan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang," tambah Beny Suharsono.
Dalam kesempatan yang sama, Plt. Kepala Dinas Perhubungan DIY, Wiyos Santoso, menjelaskan bahwa bus listrik dan SPKL yang diadakan merupakan bagian dari upaya DIY untuk mewujudkan transportasi ramah lingkungan yang mendukung program elektrifikasi kendaraan umum yang menjadi kebijakan pemerintah pusat.
Menurut Wiyos Santoso, pengadaan bus listrik ini juga bertujuan untuk mengurangi polusi udara dan suara yang ditimbulkan oleh kendaraan angkutan umum, yang selama ini sering menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran di kawasan perkotaan.
Selain itu, pengadaan bus listrik ini juga menjadi persiapan untuk penerapan kebijakan bebas kendaraan berbahan bakar fosil di ruas jalan Malioboro, yang akan diterapkan dalam waktu dekat.
“Program ini juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan kendaraan ramah lingkungan, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat,” tambah Wiyos.
Proses Pengadaan dan Uji Coba
Proses pengadaan dua unit bus listrik ini telah selesai dilaksanakan pada 19 November 2024 dengan melibatkan penyedia PT Mobil Anak Bangsa melalui pemilihan penyedia dengan E-Katalog.
Sementara itu, pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKL) yang menjadi pendukung operasional bus listrik juga telah selesai pada 20 November 2024 dengan penyedia PT. QUINAD.
Tahapan uji coba operasional dimulai dengan Bimbingan Teknis yang berlangsung pada 18-19 November 2024, yang diikuti oleh kru bus dan pihak terkait lainnya.
Uji coba pertama dilakukan di lingkungan Park and Ride Bandara Adisutjipto pada 20 November 2024. Selanjutnya, bus listrik ini akan diuji coba di jalan raya selama satu bulan, guna menguji kesiapan dan kapasitas operasionalnya.
Setelah uji coba operasional, akan dilakukan evaluasi terhadap performa bus listrik, termasuk penentuan rute dan waktu operasional yang disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan baterai.
Dinas Perhubungan DIY juga berencana untuk mengoperasikan bus listrik ini pada 2025 sebagai bagian dari program pengenalan kepada masyarakat dan untuk mendukung layanan angkutan umum perkotaan, seperti Trans Jogja.
Pada 2026, bus listrik ini rencananya akan diserahkan kepada PT AMI melalui mekanisme penyertaan modal untuk melengkapi layanan angkutan umum perkotaan Trans Jogja, dengan harapan dapat semakin memperluas jaringan transportasi ramah lingkungan di Yogyakarta.
Wiyos Santoso mengungkapkan bahwa pengadaan bus listrik dan SPKL ini bukan hanya untuk mendukung kelestarian lingkungan, tetapi juga sebagai upaya untuk memperkenalkan transportasi berbasis listrik kepada masyarakat Yogyakarta.
Ia berharap inisiatif ini dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan kota yang lebih hijau dan sehat bagi seluruh warganya.
“Semoga dengan adanya bus listrik ini, kita dapat memberikan kontribusi nyata bagi keberlanjutan lingkungan di Yogyakarta dan menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia,” pungkasnya.
Dengan adanya pengadaan bus listrik ini, Yogyakarta semakin menegaskan posisinya sebagai kota yang peduli terhadap lingkungan dan berkomitmen untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Proyek ini diharapkan dapat memberi manfaat besar bagi masyarakat dan semakin memperkuat daya tarik Yogyakarta sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan DIY telah menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Operasional Bus Listrik pada 18-19 November 2024.
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai pihak, termasuk PT. Anindya Mitra Internasional, DAMRI, teknisi, dan kru Trans Jogja.
Bimtek berlangsung di Ruang Rapat Kendalisodo Kantor Dishub DIY dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKL) di Bandara Adisutjipto.
Kepala Bidang Angkutan Dishub DIY, Wulan Sapto Nugroho, menegaskan pentingnya memahami teknis operasional bus listrik.
“Pengoperasian dan perawatan bus listrik ini memerlukan pengetahuan khusus. Meski terlihat sederhana, tetap ada prosedur teknis yang harus dipahami, termasuk pengisian daya dan cara kerja perangkat di dalam bus,” katanya.
Sebelum resmi melayani penumpang, bus listrik ini akan menjalani uji coba selama satu minggu.
“Kami akan mengevaluasi uji coba ini. Jika tidak ada kendala, bus listrik bisa mulai melayani masyarakat,” jelas Sapto. Jalur operasional dan jadwal resmi akan ditentukan setelah evaluasi selesai," imbuhnya.
Dua unit bus listrik pertama ini dihadirkan melalui kerja sama dengan PT. Mobil Anak Bangsa (MAB), produsen kendaraan listrik Indonesia dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 40 persen. Bus listrik ini memiliki baterai berkapasitas 127,74 kWh yang dapat menempuh jarak hingga 6.000 km dengan waktu pengisian daya cepat hanya 1,5 jam.
Fitur Keamanan Canggih
Untuk meningkatkan keamanan, bus dilengkapi dengan CCTV di seluruh sisi, termasuk pengawasan khusus untuk pramudi.
Kamera ini mampu mendeteksi jika pramudi mengantuk atau kehilangan fokus, menambah kenyamanan dan keselamatan perjalanan.
Bus listrik ini juga menjadi langkah strategis dalam mendukung status Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Harapannya, transportasi ramah lingkungan ini dapat memberikan pengalaman baru bagi masyarakat dan wisatawan.
Dengan dimulainya operasional bus listrik, Yogyakarta bergerak maju menuju Low Emission Zone 2025, mengukuhkan posisinya sebagai daerah yang peduli pada keberlanjutan lingkungan dan budaya. (*)