Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menghadirkan program Manfaat Layanan Tambahan (MLT) perumahan.
Melalui program tersebut, pekerja di DIY bisa memiliki rumah dengan bunga yang lebih bersaing, proses yang mudah, dan angsuran lebih ringan. Manfaat program tersebut dirasakan langsung oleh Miftahul Huda, karyawan swasta di DIY.
Huda mengungkapkan kemudahan dan bunga yang ringan menjadi alasannya memilih program MLT jenis KPR. Apalagi kenaikan suku bunga KPR dari BPJS Ketenagakerjaan tidak lebih dari 10 persen.
“Karena ada skema pembagian bunga KPR dari pihak bank sekian persen dan dari BPJS Ketenagakerjaan sekian persen, yang nilainya tidak melebihi 10 persen. Saya pikir program ini yang paling bagus untuk saya dan keluarga,” katanya saat dihubungi Tribun Jogja, Selasa (12/11/2024).
“Saya ambil program KPR BTN Platinum Ready Stock BPJS Tenaga Kerja, mulai aktif 31 Januari 2022. Sejauh ini sih skema itu masih berjalan lancar,” sambungnya.
Dalam program tersebut, ia memilih rumah non subsidi. Ia pun memperoleh kemudahan, apalagi dokumen yang dibutuhkan sama dengan pengajuan KPR pada umumnya. Syarat tambahannya pun mudah, yaitu pernyataan belum pernah membeli rumah.
Menurut dia, program MLT BPJS Ketenagakerjaan sangat membantu pekerja dalam mewujudkan impian untuk memiliki rumah.
“Semoga bunga KPR konsisten, tidak melebihi 10 persen. Program ini sangat membantu pekerja yang pendapatan per bulannya flat, namun bisa memiliki rumah non subsidi dengan luas dan spesifikasi jauh lebih baik,” ujarnya.
Kepala Bidang Kepesertaan Korporasi dan Institusi BPJS Ketenagakerjaan Yogyakarta, Indra Fitriawan menerangkan ada empat jenis pembiayaan perumahan pekerja dalam program MLT, yaitu Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Pinjaman Renovasi Perumahan (PRP), Pinjaman Uang Muka Perumahan (PUMP), dan Fasilitas Pembiayaan Perumahan Pekerja/ Kredit Konstruksi (FPPP/KK).
Pada tahun 2023 lalu, ada 10 peserta yang mengakses program MLT. Sebanyak 9 peserta mengakses KPR dan 1 sisanya PUMP. Sementara hingga Agustus 2024 baru ada 2 peserta yang mengakses KPR.
“Untuk meningkatkan realisasi (program MLT) kami menggencarkan sosialisasi kepada peserta. Kami juga berkolaborasi dengan bank dan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI),” terangnya.
Syarat agar bisa mengakses MLT pun mudah, yaitu peserta BPJS Ketenagakerjaan minimal satu tahun, perusahaan tertib administrasi, belum memiliki rumah, dan memenuhi syarat bank atau OJK.
Ia menyebut minat peserta untuk mengakses MLT cukup tinggi. Namun ada beberapa kendala, sehingga peserta tidak bisa menerima manfaat MLT.
“Ada beberapa (gagal menerima manfaat MLT). Karena tidak lolos BI checking-nya (Sistem Layanan Informasi Keuangan). Biasanya karena record pinjol (pinjaman online) atau pay later (beli sekarang bayar nanti),” imbuhnya. ( Tribunjogja.com )