Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Calon Bupati Kulon Progo, Novida Kartika Hadhi bakal memfokuskan pertumbuhan ekonomi hingga pengentasan kemiskinan berbasis kalurahan.
Menurut dia, saat ini masih ada dikotomi antara wilayah utara dan selatan.
Dengan jargon Kulon Progo Nyawiji, ia berharap dikotomi wilayah utara dan selatan bisa dihilangkan.
Untuk itu, pembangunan dan program harus menyasar pada kalurahan.
Melalui program one village one product, ia optimis potensi masing-masing kalurahan di Kulon Progo bisa dioptimalkan.
“Dikotomi ini kan kan karena permasalahan pembangunan. Kami ingin Kulon Progo nyawiji, pembangunan merata, investasi merata, cuma perannya beda-beda. Sehingga tidak ada dikotomi, semua kalurahan gotong royong, kerja sama, dan maju bersama,” katanya, Selasa (24/09/2024).
Ia menerangkan kalurahan di Kulon Progo memiliki potensi yang berbeda-beda, termasuk sumber daya yang ada.
Untuk itu, perlu perencanaan, pemetaan, dan kajian agar sumber daya masing-masing kalurahan bisa berbuah produk unggulan.
Baca juga: Makna Nomor Urut Bagi Para Paslon Peserta Pilkada Kulon Progo 2024
Pemetaan potensi kalurahan menjadi penting, sebab program penguatan dan pemberdayaan bisa lebih fokus dan muaranya pada pengentasan kemiskinan.
“Potensi kalurahan satu dan lainnya tidak bisa disamaratakan, fokusnya pada sumber daya yang ada di kalurahan. Sehingga perlu digerakkan studi kelayakan, studi pasarnya, harus terdukung semua dengan sumber daya, nah skemanya pemberdayaan masyarakat. Termasuk pengentasan kemiskinan juga ada ada dalam skema tersebut,” terangnya.
Novida mengakui kemiskinan memang masih menjadi persoalan. Itulah sebabnya ia menggagas program keluarga produktif.
Sebab keluarga menjadi indikator kesejahteraan masyarakat.
Dalam program keluarga produktif, ia ingin agar 50 persen keluarga bekerja, termasuk ibu rumah tangga.
“Kalau dalam satu keluarga, ada 5 jiwa, tetapi yang kerja cuma 1, berarti kan 1 orang itu harus menanggung 4 jiwa dalam satu keluarga. Dengan program keluarga produktif, misalnya dalam satu keluarga ada 5 jiwa, paling tidak 3 orang itu bekerja, termasuk ibu rumah tangga. Kami punya skema supaya keluarga bisa produktif,” terangnya.