Tribunjogja.com - Guna mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sekaligus menghemat devisa dari impor solar pemerintah berencana mengimplementasikan B40 pada 2025.
B40 adalah penggunaan biodiesel dengan campuran 40 persen biomassa atau B40 .
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mewajibkan pencampuran biomassa nabati dengan bahan bakar solar.
"Dan akan dinaikkan menjadi B40 di tahun 2025," kata dia, dalam acara Kumparan Green Initiative Conference, di Jakarta, Selasa (24/9/2024).
Lebih lanjut Airlangga bilang, bahan bakar biodiesel yang dimanfaatkan mencapai 54,52 juta kiloliter sejak pertama kali diluncurkan pada 2018 mencapai 2023.
Adapun penghematan devisa yang didapat dari pemanfaatan biodiesel mencapai Rp 404,32 triliun.
Sementara pada periode 2018-2024, biodiesel yang tersalurkan mencapai 63 juta kiloliter.
Dengan realisasi tersebut, Airlangga menyebutkan, emisi gas rumah kaca yang diturunkan gas mencapai 358 juta CO2 equivalent.
"Atau 12,5 persen dari skenario business as usual," ujarnya.
Implementasi B40 sendiri disebut Airlangga sebenarnya sudah siap dilakukan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun sudah melakukan uji coba terhadap produk bahan bakar solar dengan campuran 40 persen kelapa sawit itu.
"Kesiapan B40 sih sudah siap, karena kita sekarang B35," ucapnya.
Sebelumnya, mantan Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan, pihaknya sudah mempersiapkan segala hal terkait penerapan B40.
Mulai dari uji coba, kesiapan teknis, pasokan, hingga pendanaannya.
"Uji coba sudah siap, teknis siap, pasokan juga siap, pendanaan siap, tinggal launching saja," kata Arifin, ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/7/2024).