TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kalurahan Sukoreno di Kapanewon atau Kecamatan Sentolo, Kulon Progo terus berupaya mengangkat potensi UMKM yang dikembangkan oleh warganya.
Upaya tersebut salah satunya dengan mengkolaborasikan berbagai program pemberdayaan.
Lurah Sukoreno, Olan Suparlan, mengatakan pemberdayaan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan berbagai predikat yang sudah dimiliki.
"Sebab kami saat ini sudah berpredikat sebagai Desa Wisata, Desa Preneur, Desa Prima, hingga Desa Budaya," ujar Olan saat memberikan keterangannya pada Jumat (30/08/2024).
Berbagai predikat tersebut membuat pihaknya memiliki kemudahan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat.
Apalagi sudah mendapatkan dukungan pembiayaan dari Dana Desa, Dana Kalurahan, hingga Dana Keistimewaan.
Menurut Olan, salah satu upaya yang dilakukan adalah mengkolaborasikan program dari seluruh predikat tersebut untuk mengoptimalkan UMKM setempat. Antara lain lewat berbagai pembinaan ke masyarakat.
"Kami berikan pelatihan ke pelaku UMKM di Sukoreno hingga bantu pemasarannya," katanya.
Olan mengatakan ada beragam jenis produk UMKM buatan warganya.
Meliputi berbagai makanan olahan hingga kerajinan yang berbahan serat alam hingga kain perca.
Baca juga: 3 Kendaraan Terlibat Laka Beruntun di Jalan Nasional Kulon Progo, Sebabkan 2 Orang Terluka
Sukoreno bahkan sudah memiliki motif batik khasnya sendiri bernama Wader Pari.
Motif ini terinspirasi dari kondisi alam dan lingkungan Sukoreno, yang berada dekat aliran Sungai Papah disertai lahan persawahan yang luas.
"Sesuai namanya, Batik Wader Pari menampilkan motif Ikan Wader yang ada di Sungai Papah serta Pari atau tanaman padi yang banyak di Sukoreno," jelasnya.
Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo, Srie Nurkyatsiwi, mengatakan Sukoreno memiliki potensi yang luar biasa baik dari alam maupun masyarakatnya.
Potensi inilah yang perlu dioptimalkan, salah satunya lewat pemberdayaan UMKM.