TRIBUNJOGJA.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) DIY kembali mengingatkan masyarakat akan bahaya kebakaran hutan dan lahan, terutama di musim kemarau seperti saat ini.
Kebiasaan membakar sampah sembarangan sering kali menjadi pemicu utama terjadinya kebakaran yang dapat meluas dan mengancam lingkungan serta masyarakat.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Edhy Hartana, mengungkapkan bahwa sebagian besar kejadian kebakaran terjadi di kawasan hutan dan lahan terbuka.
"Warga seringkali menganggap remeh api sisa pembakaran sampah. Padahal, bara yang masih menyala dapat dengan mudah menyulut material mudah terbakar di sekitarnya," ujar Edhy.
Dipaparkannya, Kabupaten Bantul menjadi wilayah dengan kejadian kebakaran terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2023.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menunjukkan sebanyak 106 kejadian kebakaran terjadi di Bantul, diikuti Sleman dengan 62 kejadian, Gunungkidul 61 kejadian, Kulon Progo 54 kejadian dan 19 kejadian di Kota Yogya.
"Tidak ada korban jiwa dan semuanya dapat tetangani" tandasnya.
Adapun sebanyak 106 kejadian kebakaran di Bantul menyebabkan total 58 pohon terbakar.
Akan tetapi pada tahun 2024 total kejadian kebakaran hanya empat di satu Kabupaten yakni Kulon Progo.
"Data terkahir Juli, bulan Agustus belum terrekap," bebernya.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, turut mengingatkan masyarakat akan bahaya membakar sampah sembarangan.
Ia menekankan bahwa meskipun api terlihat sudah padam, bara di dalam tumpukan sampah masih bisa menyala dan memicu kebakaran , terutama saat musim kemarau .
"Itu masih berbahaya kalau ditinggal, terlebih saat kemarau," tuturnya.
Api yang terlalu besar juga dapat memicu kebakaran ketika musim kemarau .
Pemilihan lokasi yang jauh dari benda yang mudah terbakar juga disarankan ketika membakar sampah .
"Ditambah adanya angin itu juga bisa membuat api semakin besar," terangya. ( Tribunjogja.com )