TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Nilai ekspor DIY pada Juni 2024 mencapai US$44,45 juta. Dibandingkan dengan Mei 2024, terjadi kenaikan nilai ekspor sebesar 2,35 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Herum Fajarwati mengatakan nilai ekspor pada Juni 2024 merupakan nilai tertinggi sepanjang semester I 2024. Ia berharap peningkatan ekspor terus terjadi, dan perekonomian DIY semakin baik.
“Namun jika dibandingkan dengan Juni 2022, nilai ekspornya lebih rendah. Nilai ekspor Juni 2022 sebesar US$54,80 juta. Sedangkan jika dibandingkan dengan Juni 2023, nilai ekspor Juni masih lebih tinggi. Nilai ekspor Juni 2023 sebesar US$41,23,” katanya, Minggu (04/08/2024).
Negara tujuan ekspor pada Juni 2024 masih didominasi Amerika Serikat, dengan nilai US$19,21 juta, dan andilnya mencapai 43,22 persen. Jerman menduduki negara tujuan ekspor kedua, dengan nilai ekspor US$5,38 juta, dan andilnya 12,10 persen.
Sementara negara tujua ekspor ketiga adalah Jepang, dengan nilai ekspor mencapai US$3,47, dan andilnya 7,81 persen.
Sedangkan negara tujuan ekspor lainnya, seperti Australia, Belanda, Korea Selatan, Inggris, Perancis, Singapura, dan Malaysia nilai ekspornya di bawah US$3,4 juta, dan andil di bawah 6 persen.
Baca juga: Produk Handmade DIY jadi Daya Tarik Utama Ekspor
“Berdasarkan kawasan, Amerika Serikat tertinggi, kemudian Uni Eropa dengan nilai US$10,34 juta dan andilnya 23,26 persen. Kemudian ASEAN nilai ekspornya US$1,00 juta dan andilnya 2,25 persen. Lainnya, dengan nilai ekspor US$13,90 juta dan andilnya 31,27 persen,” terangnya.
Pakaian jadi bukan rajutan menjadi komoditas terbesar ekspor, dengan nilai US$16,70 juta dan andilnya 37,57 persen. Kemudian barang-barang rajutan menempati posisi kedua, dengan nilai US$5,44 juta, dan andilnya 12,24 persen.
Lalu perabot, penerangan rumah berada di posisi ketiga, dengan nilai ekspor US$4,90 juta, dan andilnya 11,02 persen.
Komoditas ekpor lainnya yaitu, barang-barang dari kulit, kertas, jerami atau bahan anyaman, kayu, barang dari kayu, benda-benda dari batu gips, dan semen, gula dan kembang gula, minyak atsiri, kosmetik wangi-wangian, nilai ekspornya di bawah US$4,5 juta dan andilnya di bawah 11 persen.
“Share tiga terbesar komoditas semester I 2024 adalah pakaian jadi bukan rajutan dengan nilai US$92,38 juta, perabot, penerangan rumah dengan nilai US$28,50 juta, dan barang-barang dari kulit dengan nilai US$25,12 juta,” paparnya.
Menurut sektornya, ekspor dari DIY didominasi oleh industri pengolahan dengan nilai ekspor US$44,25 juta. Secara bulanan sektor ini meningkat 2,24 persen, sedangkan secara tahunan meningkat 7,74 persen.
Sektor selanjutnya adalah pertanian, dengan nilai ekspor US$0,20 juta. Sektor pertanian juga meningkat, baik secara bulanan maupun tahunan, dan sama-sama meningkat 33,33 persen. (maw)