"Membuat para penyerbu teroris menyesali tindakan pengecut mereka," tambahnya.
Dalam pernyataan lengkap di media pemerintah, ia juga menyanjung mendiang Haniyeh. Menurutnya, Iran juga berduka atas kematian sosok tersebut.
Baca juga: FAKTA-Fakta Faksi di Palestina Akhirnya Akur, Dijembatani China, Proses Jadi Negara Merdeka
"Hari ini, Iran yang terkasih sedang berduka atas orang yang turut berbagi kesedihan dan kegembiraannya, pendamping setia dan bangga di jalan perlawanan, pemimpin pemberani perlawanan Palestina, martir al-Quds, Haj Ismail Haniyeh," tambahnya dimuat Al-Jazeera.
"Kemarin saya mengangkat tangannya yang penuh kemenangan dan hari ini saya harus menguburnya di pundak saya," ujarnya lagi.
"Kemartiran adalah seni para hamba Tuhan. Ikatan antara dua negara yang bangga, Iran dan Palestina, akan lebih kuat dari sebelumnya, dan jalan perlawanan dan pembelaan bagi yang tertindas akan ditempuh lebih kuat dari sebelumnya," jelasnya.
3. Faksi-faksi di Palestina semakin bersatu
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan Hamas Ismail Haniyeh. Sebagaimana dimuat kantor berita WAFA, ia menyebut aksi itu pengecut.
"Presiden Negara Palestina Mahmoud Abbas mengutuk keras pembunuhan kepala gerakan Hamas, pemimpin besar Ismail Haniyeh, dan menganggapnya sebagai tindakan pengecut dan perkembangan yang berbahaya," lapor laman itu.
"Yang Mulia menyerukan kepada massa dan kekuatan rakyat kita untuk bersatu, bersabar dan tabah dalam menghadapi pendudukan Israel," tambahnya.
Hal sama juga dikatakan Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Hussein Al-Sheikh. Ia memberikan pernyataan kecaman secara terpisah.
"Kami mengecam keras dan mengutuk pembunuhan kepala Biro Politik, pemimpin nasional, Ismail Haniyeh," tambahnya.
"Kami menganggapnya sebagai tindakan pengecut, ini mendorong kami untuk tetap lebih teguh dalam menghadapi pendudukan, dan perlunya mencapai persatuan pasukan dan faksi Palestina," katanya.
Diketahui, pada 23 Juli 2024, 14 faksi di Palestina, termasuk Hamas dan Fatah menandatangani Deklarasi Beijing di Beijing, Tiongkok untuk bersatu menuju pemerintahan Palestina pascaperang.
4. Ada dugaan penyusupan di Iran
Ismail Haniyeh sejak lama diburu Israel. Perang Gaza 2023 menambah alasan Israel mengejarnya.