Sahid Ramandhani (22), mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bisa diwisuda tanpa mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan skripsi. Dia pun mendapatkan predikat cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,83. Kuliahnya pun gratis, tanpa dipungut biaya.
PERJUANGAN alumni SMKN 2 Pengasih Kulon Progo jurusan Teknik Elektronika Industri tersebut tidak mudah.
“Saat tahun ketiga di SMK, saya sebenarnya tidak punya minat untuk kuliah karena bukan termasuk siswa yang pintar, hal tersebut dapat dilihat dari ranking saya di kelas yang menduduki posisi 27 dari 31 siswa.
“Selain itu sebagai anak SMK pastinya lebih memilih untuk bekerja setelah lulus sekolah,” kata Sahid baru-baru ini.
Hal tersebut membuatnya sama sekali tidak memiliki rencana untuk kuliah setelah lulus sekolah.
Dia merasa tidak akan mampu untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi.
Namun, orang tuanya berkata lain.
Mereka berharap Sahid dapat studi lanjut ke jenjang perkuliahan meskipun Sahid sendiri sebenarnya ingin bekerja.
Doa ibu cukup ampuh sehingga Sahid terkejut ketika H-3 penutupan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) ia termasuk siswa eligible untuk mendaftar seleksi.
Sahid mulai menelusuri jurusan – jurusan yang ada di kampus UNY karena memang sudah terkenal sebagai universitas pendidikan dan tertuju pada prodi Pendidikan Teknik Elektronika.
Laki-laki kelahiran Kulon Progo, 6 Maret 2002 tersebut diterima di UNY melalui jalur SNMPTN dan mendapatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah sehingga biaya pendidikannya diperoleh secara cuma-cuma.
“Tanpa beasiswa KIPK saya tentu tidak dapat menempuh jenjang perkuliahan sehingga selama kuliah saya bertekad untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya yaitu bidang riset dan penelitian,” ujar Sahid.
Ia mengikuti organisasi UKM Riset di tingkat Universitas dan mengikuti berbagai kompetisi perlombaan dalam berbagai ajang di tingkat nasional.
Pengalaman Sahid dan timnya dalam mengikuti kompetisi dimulai dengan mengikuti lomba Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) tahun 2021 di UNS.
Sayangnya, pada kompetisi tersebut mereka harus puas sebagai finalis dan belum berhasil memperoleh kejuaraan.
Kegigihan dia, sedikit demi sedikit, membuahkan hasil dengan capaian-capaian di perlombaan bidang penalaran dan membuatnya rutin untuk mengikuti lomba-lomba.
“Meskipun pada beberapa perlombaan saya memperoleh kejuaraan namun tidak dipungkiri bahwa saya juga pernah banyak mengalami kegagalan dan kekalahan,” tegasnya.
Puncaknya adalah ketika kompetisi Jasa Raharja Road Safety Innovation (JR Rovation) tahun 2022 di Jakarta, Sahid dan tim menjadi satu-satunya delegasi dari UNY sebagai finalis dan berhasil menyabet juara 2.
Kompetisi tersebut merupakan salah satu kompetisi terbesar yang diikuti oleh Sahid dan timnya.
Sahid juga mengikuti berbagai kompetisi yang diselenggarakan oleh BPTI Puspresnas.
Usaha tersebut tidak sia-sia dengan raihan medali emas di ajang Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) Divisi Inovasi Pembelajaran Digital Pendidikan bersama tim dari Fakultas Teknik dan Departemen Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi.
Kemenangan ini kemudian mendapat rekognisi ekuivalensi tugas akhir skripsi dari UNY dan akhirnya bisa lulus dengan waktu studi 3 tahun 5 bulan berpredikat Cumlaude tanpa harus mengerjakan skripsi.
Di tengah pelaksanaan kompetisi LIDM Sahid dan tim juga lolos terdanai Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek.
Sahid dan tim harus membagi waktu karena menjalani dua kompetisi besar secara bersamaan.
Namun, walaupun telah berusaha maksimal dalam mengerjakan PKM, namun belum berhasil menembus PIMNAS.
Meski begitu, capaian ini tetaplah diakui oleh universitas yang mengekuivalenkan dengan KKN. Alhasil Sahid dan rekan timnya tidak perlu mengikuti KKN.
“Saya selalu berusaha untuk berteman dengan orang yang memiliki etos kerja tinggi, selain itu selama aktif kuliah dan mengikuti perlombaan saya juga sering menginap di kampus supaya maksimal dalam mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan perlombaan,” kata Sahid. (ard)