Berita Bisnis Terkini

Antusiasme Perusahaan di DIY untuk IPO Tinggi 

Penulis: Christi Mahatma Wardhani
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Pengusaha di DIY tertarik untuk melantai di pasar modal untuk menambah pendanaan.

Wakil Ketua Bidang Keuangan, Perbankan,Keuangan Syariah, dan Pasar Modal Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) DIY, Wawan Harmawan menyebut meski antuasiame pengusaha untuk IPO tinggi, namun untuk melantai di pasar modal tidaklah mudah.

“KADIN DIY bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah melakukan sosialisasi, kami siap membantu pengusaha untuk IPO. Tetapi kan prose IPO kan tidak seperti membalikkan telapak tangan, proses bisa 1-2 tahun,” katanya, Minggu (16/06/2024).

Ia menyebut sudah ada beberapa perusahaan di DIY yang sudah melantai di pasar modal, mulai dari perhotelan, konstruksi, teknologi informatika, dan lain-lain.

Tahun 2024 ini pun dikabarkan ada 1-2 perusahaan yang bakal go public. 

Agar bisa melantai di bursa, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Selain pembukuan harus rigit, ada ketentuan minimal aset, termasuk prospek perusahaan.

“Antusiasme pengusaha tinggi, saya pribadi juga pengen IPO, tapi mungkin ya masih 2 tahun lagi. Karena kan kepemilikan akan berubah, harus dipikirkan matang-matang,” terangnya.

“Karena IPO kan nggak semata-mata cari uang, tetapi kan juga bagaimana impact-nya, buat apa dana IPO. Lalu harus melihat prospeknya juga, orang kan untuk mempercayakan itu (saham) harus melihat prospek juga, bisnisnya bagus apa enggak,” lanjutnya.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan DIY, Irfan Noor Riza mengungkapkan ada tujuh emiten DIY yang berhasil melantai di pasar modal.

Ada beberapa persyaratan bagi perusahaan untuk masuk papan utama. Selain Perseroan Terbatas sudah beroperasi setidaknya 1 tahun atau 12 bulan, PT tersebut juga wajib memiliki aktivitas aktiva bersih setidaknya Rp 5 miliar dari buku laporan keuangan audit tahun terakhir.

Kemudian telah melakukan penjualan setidaknya sekitar 35 persen atau Rp 50 juta dari saham yang telah diterbitkan dan jumlah pemegang saham setidaknya berjumlah 500 pihak. 

"Ada Empat Papan sebagai klasifikasi di BEI yang sudah dikenal yaitu: Papan Utama, Papan Pengembangan, Papan Akselerasi dan yang baru saja diluncurkan khusus perusahaan yg berbasis teknologi adalah Papan New Economy. Syarat dan kriterianya berbeda-beda," ungkapnya.

Menurut dia, bertambahnya emiten di DIY akan mendorong sustainable finance untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Di samping itu, aksi go public atau penawaran umum saham perdana yang dilakukan perusahaan-perusahaan menjadi salah satu faktor yang mendukung peningkatan kinerja pasar modal 

"Lebih banyak (emiten) lebih bagus. Ibarat minimarket, etalase menjadi semakin banyak. Pilihan masyarakat juga semakin banyak," imbuhnya. ( Tribunjogja.com )

Berita Terkini