Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sepanjang libur lebaran.
Meski begitu, Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY optimis pasar modal Indonesia akan bertumbuh.
Kepala Kantor Perwakilan BEI DIY, Irfan Noor Riza mengatakan penurunan IHSG disebabkan oleh tensi politik antara negara-negara di kawasan Timur Tengah pascaserangan lebih dari 300 drone dan rudal oleh Iran ke Israel pada 13 April 2024 lalu.
Baca juga: VIRAL Bule Tersesat ke Acara Halal Bihalal di Magelang, Warga: Pas Datang Bilang Assalamualaikum
“Itu menjadi salah satu faktor penyebab melemahnya IHSG secara signifikan pada perdagangan setelah periode libur panjang lebaran. Faktor lainnya yang menjadi penyebab adalah kenaikan US Treasury yield atau imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) seiring terjadinya peningkatan inflasi AS dan dinamika geopolitik,” katanya, Selasa (23/04/2024).
Selain pengaruh global, kondisi dalam negeri juga mempengaruhi pelemahan IHSG.
Hal itu karena terjadinya peningkatan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Maret 2024 yang tercatat sebesar 3,05 persen secara tahunan (YoY), meningkat dibandingkan periode Februari 2024 yang sebesar 2,75 persen (YoY).
“Selain itu, juga data cadangan devisa (cadev) Indonesia periode Maret 2024 yang tercatat sebesar US$ 140,4 miliar, turun dibandingkan periode Februari 2024 yang sebesar US$ 144 miliar. Dan periode libur panjang lebaran dari 8 - 15 April 2024 juga turut menyebabkan pelemahan IHSG di tengah berbagai sentimen ekonomi global yang terjadi,” sambungnya.
Di tengah IHSG yang berfluktuasi ini, masih ada sektor-sektor yang justru tumbuh.
Sektor-sektor yang tumbuh menjelang lebaran antara lain, energi yang tumbuh 1,59 persen, transporatsi dan logistik tumbuh 1,45 persen, sektor kesehatan tumbuh 1,20 persen, infrastruktur 1,70 persen, dan finansial tumbuh 0.93 persen.
“Pasca lebaranpun juga banyak sektor-sektor yang bertumbuh, misalnya kesehatan yang masih bertumbuh 1.10 persen, finansial tumbuh 0,82 persen, basic materials tumbuh 2,39 persen dan sektor consumer cyclical tumbuh 0.04,” imbuhnya. (maw)