Iran Serang Israel

Buntut Data Inflasi AS dan Ketegangan Timur Tengah, Rupiah Anjlok

Penulis: Joko Widiyarso
Editor: Joko Widiyarso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengawal Revolusi Iran Meluncurkan Drone Kamikaze dan Rudal Balistik, menunjukkan ledakan menerangi langit di Hebron dan Tel Aviv selama serangan Iran terhadap Israel. Minggu (14/4/2024). Pengawal Revolusi Iran mengkonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak dan rudal sedang dilakukan terhadap Israel, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang mematikan pada tanggal 1 April di konsulatnya di Damaskus.

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA – Pengamat Pasar Uang Lukman Leong mengatakan dolar Amerika Serikat (AS) menguat dalam sepekan terakhir.

Hal itu menyusul data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan sehingga membuat rupiah melemah di level Rp16.000 per dolar AS.

”Besar kemungkinan Bank Indonesia akan melakukan intervensi walau demikian rupiah diperkirakan masih akan susah bangkit dari tekanan yang besar,” ucap Lukman kepada Tribun, Senin (15/4/2024).

Lukman memproyeksi rupiah usai libur panjang akan bergerak di rentang Rp16.000 – Rp16.200 per dolar AS.

Dia menegaskan rupiah akan melemah terhadap dolar AS yang menguat dalam sepekan terakhir menyusul data inflasi AS yg lebih kuat dari perkiraan.

Penyerangan Iran terhadap Israel juga semakin menguatkan dolar AS sebagai safe haven.

“Dalam sepekan liburan, data-data ekonomi dari China yg lebih lemah seperti inflasi dan perdagangan juga ikut menekan rupiah,” urainya.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan penguatan index dolar AS menjadi penyebab nilai tukar rupiah melemah.

“Libur panjang ini membuat index dolar terus mengalami penguatan yang cukup signifikan sehingga rupiah di perdagangan internasional terus mengalami pelemahan,” katanya.

Menurut Ibrahim, pelemahan rupiah di pasar internasional karena Bank Indonesia juga belum dapat melakukan intervensi.

Ditambah lagi data ekonomi dalam negeri tidak bisa dirilis karena bersamaan dengan libur Lebaran atau hari raya Idulfitri.

“Wajar kalau seandainya rupiah terus mengalami pelemahan di atas Rp16.000 per dolar AS,” katanya.

Ibrahim menyampaikan, rupiah kemungkinan besar akan dibuka melemah pada perdagangan Selasa (16/4/2024) selepas libur panjang.

Faktor lain pelemahan rupiah di pasar internasional karena adanya tensi geopolitik yang tinggi di Timur Tengah yang mengakibatkan harga emas dan minyak naik.

Keuangan Dunia Bergejolak

Halaman
12

Berita Terkini