Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Smart home atau smart living diperkirakan masih menjadi tren hunian di tahun 2024 ini.
Terlebih, milenial merupakan ceruk pasar yang besar.
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Ilham Muhammad Nur, mengatakan smart home sudah menjadi tren sejak beberapa tahun lalu, dan tren tersebut masih akan berlanjut di tahun 2024 ini.
"Sepertinya tren smart living masih berlanjut 2024 ini. Karena kalau rumah hijau, sudah dari dulu sudah diwujudkan. Karena memang ada aturan-aturannya, misal dari sisi aksesibilitas, konstruksi keselamatan, luas kaveling, perbandingan luas tanah dan luas bangunan sudah diatur. Sehingga sudah mengarah pada lingkungan yang sehat dan baik," katanya, Kamis (18/01/2024).
Dengan konsep smart home, hunian yang nyaman dipadukan dengan dengan teknologi.
Sehingga akan memudahkan penghuninya dalam mengurus rumah. Selain itu, juga menambahkan kenyamanan penghuni rumah.
"Kalau smart home ini kan bisa dioperasikan dengan teknologi, dengan internet bisa menyalakan televisi, mematikan lampu, dan bisa memonitor rumahnya dari gadget. Penghuni jadi merasa lebih homey, karena nggak menempati tapi tetap bisa memonitor rumahnya dari jauh," lanjutnya.
Menurut dia, generasi milenial merupakan pasar terbesar untuk smart home.
Sebab generasi ini sudah akrab dengan teknologi, dan bisa mengoperasikannya.
Sehingga, pengembang yang menjadi anggota REI DIY kini fokus pada pengembangan smart home.
Untuk itu, DPD REI DIY menggandeng berbagai perushaan penyedia layanan jasa di bidang di bidang telekomunikasi.
Tujuannya untuk mendukung penyediaan smart home di DIY.
"Sehingga permintaan smart home atau smart living ini bisa terlayani dengan baik dan cepat, dan tidak ada kendala di kemudian hari," ujarnya.
Ilham memperkirakan industri properti di DIY masih positif.
Apalagi kebijakan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) masih berlanjut hingga 2024. Kebijakan tersebut diperkirakan dapat mendongkrak penjualan properti di DIY.
Hanya saja, pihaknya mewaspadai dampak tidak langsung dari penyelenggaraan Pemilu 2024.
Pasalnya ada kemungkinan konsumen menunda pembelian properti.
"Kami optimis tahun politik tidak mengganggu masyarakat untuk membeli rumah atau investasi, walau kami sendiri merasa agak khawatir. Kami berharap masyarakat tidak terlalu terpengaruh, dan kami berharap tahun politik ini baik-baik saja, sehingga tidak menyebabkan pasar bereaksi," imbuhnya. (*)