Atasi Masalah Sampah, Pemkot Yogyakarta dan BPD DIY Salurkan CSR untuk Kelompok Tani di Giwangan

Penulis: Azka Ramadhan
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo dan Pimpinan Bank BPD DIY Cabang Senopati, Suroso, saat menyambangi Kelompok Tani Sanggrahan 59 Farm di Kelurahan Giwangan, Jumat (12/1/2024).

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta dan Bank BPD DIY memperkuat sinergitas untuk mewujudkan deretan program pembangunan daerah.

Kolaborasi antara pemerintah dan korporasi melalui corporate social responsibility (CSR) mutlak dibutuhkan untuk merealisasikan hal tersebut.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menyampaikan metode pembangunan daerah, selain dari APBD adalah dari program CSR.

Pada Jumat (12/1/2024), Bank BPD DIY pun menyalurkan CSR untuk pengembangan peternakan dan budidaya maggot Kelompok Tani Sanggrahan 59 Farm di Kelurahan Giwangan, sebesar Rp51,9 juta.

"BPD DIY punya komitmen kuat, untuk membantu beberapa hal. Saat ini, di Giwangan menyasar pengembangan kelompok tani," urainya.

Ia menuturkan, Kelompok Tani Sanggrahan 59 Farm dalam kesehariannya melakukan sejumlah aktivitas, seperti budidaya maggot, hingga ternak lele dan kambing.

Sehingga, Singgih berujar, aktivitas tersebut turut membantu program Pemkot Yogyakarta dalam upaya penanganan masalah sampah.

"Tidak hanya lewat budidaya maggot, sampah-sampah anorganik yang dihasilkan dari penebangan pohon DLH bisa dialokasikan ke pakan ternak. Lalu, kotoran kambing diolah jadi pupuk. Sehingga bisa termanfaatkan semua," katanya.

"Apalagi, di kampung ini juga banyak yang tanam buah-buahan. Ini siklusnya sangat terhubung. Semoga hasil dari aktivitas kelompok tani bisa meningkatkan perekonomian di Giwangan," lanjut Singgih.

Pimpinan Bank BPD DIY Cabang Senopati, Suroso, mengungkapkan dalam penyaluran CSR, pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta.

Sebab, menurutnya, Bappeda yang paling mengetahui masalah-masalah di Kota Yogyakarta yang belum tersolusikan.

"Nah, kita selau berkoordinasi dengan Bappeda, sehingga penyaluran-penyaluran CSR yang kita lakukan tepat sasaran," tandasnya.

Oleh sebab itu, Bank BPD DIY sangat concern terhadap isu persampahan yang dewasa ini menjadi salah satu masalah krusial di Kota Yogyakarta.

Ia pun memastikan, sepanjang tahun 2024 ini program CSR akan terus dilanjutkan dengan menyasar wilayah lain, dengan harapan problem persampahan bisa segera teratasi hingga tuntas.

"Bagaimanapun CSR harus berkelanjutan, tidak sekali habis. Harus sustain, kemudian dikembangkan, sehingga tidak terputus," ujarnya. (*)

Berita Terkini