Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kekeringan masih menjadi hal yang perlu diwaspadai, karena berdampak pada turunnya produktivitas sejumlah komoditas.
Kenaikan harga sejumlah komoditas pun tak dapat terhindarkan, sehingga memberikan andil inflasi cukup besar.
Berdasarkan rilis BPS , inflasi DIY pada bulan November 2023 DIY sebesar 0,35 persen (mtm), lebih tinggi dari inflasi bulan Oktober 2023 yang sebesar 0,25 persen (mtm).
Secara kumulatif Januari hingga November 2023, inflasi DIY tercatat sebesar 2,80 persen (ytd).
Sejalan dengan hal tersebut, inflasi DIY secara tahunan pada periode laporan relatif meningkat yakni tercatat 3,48 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi periode bulan Oktober 2023 yang sebesar 3,44 persen (yoy).
Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Cicilia Melly A. H menerangkan tekanan inflasi terutama disumbang oleh komoditas pangan seperti aneka cabai, telur ayam ras, dan bawang merah.
Hal ini disebabkan oleh kekeringan yang terjadi di beberapa daerah di DIY, seperti Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Sleman.
Baca juga: Empat Bahan Kebutuhan Rumah Tangga Ini Menjadi Komoditas dengan Andil Inflasi Tertinggi di DIY
"Sehingga memicu berkurangnya produksi cabai akibat banyak petani mengalami gagal panen untuk komoditas cabai rawit dan cabai merah. Selain itu, sentra-sentra cabai di luar DIY seperti Jateng, Jatim, Jabar juga mengalami hal serupa. Kondisi ini menyebabkan harga komoditas tersebut meningkat di pasar," katanya, Minggu (03/12/2023).
"Selain cabai, dampak kekeringan yang terjadi juga mempengaruhi pasokan bawang merah, sehingga berdampak pada kenaikan harga. Kenaikan harga telur ayam ras disebabkan oleh meningkatnya harga pakan akibat minimnya pasokan sehingga mendorong biaya produksi," sambungnya.
Ia melanjutkan laju inflasi pada November 2023 tertahan oleh penurunan harga BBM non subsidi yang berlaku sejak November 2023.
Penurunan tersebut terjadi untuk semua jenis antara lain Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Bahan bakar rumah tangga juga mengalami deflasi.
Hal ini didorong oleh penurunan harga bahan bakar rumah tangga, terutama terjadi pada LPG seiring permintaan yang terkendali.
"Ada indikasi pengaruh dari kebijakan penyesuaian harga LPG di bulan Juni 2023 dan permintaan terkendali. Ada penurunan harga daging ayam ras dan minyak goreng. Hal ini karena pasokan yang masih melimpah baik di tingkat pedagang maupun distributor," lanjutnya.
Kendati inflasi DIY pada November ini secara bulan ke bulan lebih tinggi, namun BI memprakirakan inflasi DIY akan terus berada pada kisaran targetnya.
Kondisi tersebut didukung oleh upaya TPID DIY dalam ketersediaan pasokan dan kestabilan harga melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), seperti operasi pasar dan pasar murah, serta implementasi Strategi Pengendalian Harga Pangan (SPHP) oleh Bulog.
"Diperkuat juga oleh optimalisasi optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli. Penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi, dan monitoring risiko El Nino secara periodik salah satunya melalui pemanfaatan APBD," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )