TRIBUNJOGJA.COM - Para pedagang Pasar Pingit , Kota Yogyakarta , khususnya yang berjualan di bagian belakang, mengeluhkan sepinya tingkat kunjungan.
Ironisnya, penurunan angka kunjungan tersebut terjadi sejak pasar tradisional di Kemantren Jetis itu rampung direvitalisasi pada kisaran 2017 silam.
Para pedagang pun menyampaikan keluhkesahnya pada Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta , di komplek Balai Kota Yogyakarta , Rabu (25/10/23).
Perwakilan Pedagang Pasar Pingit , Agung Yuniarto, mengatakan, pihaknya merasakan penurunan tingkat kunjungan dua tahun selepas revitalisasi.
"Sejak 2019 sepinya. Setelah dibangun, kita masuk 2017, terus 2018 masih lumayan, tapi begitu 2019 satu per satu merasakan penurunan," katanya.
"Penurunan omzet sampai 70 persen. Misalnya yang jual makanan itu, sehari hanya ada tiga orang yang mampir, mau bagaimana itu," urai Agung.
Dijelaskannya, skema penataan pasca revitalisasi yang memindahkan pedagang ikan hias dan reptil ke bagian depan menjadi penyebab utama.
Ditambah lagi, akses menuju Pasar Pingit bagian belakang yang dihuni pedagang umum pun terbilang sulit, sehingga pengunjung enggan mampir.
"Komoditas utama di Pasar Pingit memang ikan hias, yang dulunya di belakang. Jadi, sekarang njomplang, antara depan dan belakang," ucapnya.
Dampaknya, banyak rekan-rekan sejawatnya yang terpaksa gulung tikar karena tidak sanggup menutup biaya operasionalnya sehari-hari.
Bagaimana tidak, meski kondisi pasar bagian belakang sepi pengunjung, para pedagang tetap harus membayar retribusi rutin dengan nominal beragam.
"Makanya sekarang banyak kios yang kosong. Kami berharap bisa diramaikan. Kesannya setelah renovasi, kok, malah kemunduran ini," keluh Agung.
Keluhan serupa disampaikan, Fepriyati, seorang pedagang makanan siap saji yang sudah berjualan di Pasar Pingit sejak 25 tahun silam.
Ia menyampaikan, dahulu sebelum revitalisasi, dalam satu hari dirinya bisa menghabiskan lebih kurang 10 kilogram beras untuk dihidangkan.
"Tapi, sekarang 1 kilo saja nggak habis. Sudah dari 2019 juga itu. Yang mampir makan cuma pelanggan-pelanggan lama saja," katanya. ( Tribunjogja.com )