Berita Jogja Hari Ini

Inflasi DIY Hingga Akhir Tahun 2023 Terjaga, Tapi Ada Yang Perlu Diwaspadai

Penulis: Christi Mahatma Wardhani
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Inflasi DIY terjaga hingga September 2023. Secara tahunan, inflasi DIY pada September 2023 mencapai 3,30 persen.

Turun drastis dibanding September 2022 lalu yang mencapai 6,81 persen. 

Meski terjaga, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Ibrahim mengingatkan ancaman inflasi hingga akhir tahun 2023.

Baca juga: Tak Ada Makanan Dampak Kekeringan, Kawanan Monyet di Gunungkidul Curi Telur Ayam Warga

Hal itu karena adanya potensi kenaikan tarif listrik, kenaikan cukai tembakau, dan gangguan produksi akibat Elnino. 

"Tren inflasi sampai akhir tahun cenderung turun. Tapi November dan Desember perlu diantisipasi. Meski ada faktor penghambat inflasi yang perlu kita perkuat bersama," katanya saat Rapat Koordinasi Daerah TPID di Hotel Grand Mercure Yogyakarta, Selasa (24/10/2023). 

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, hujan mulai turun sekitar Agustus, sedangkan tahun ini belum turun hujan sama sekali.

Kekeringan akibat Elnino berdampak pada penurunan luas panen dan produksi.

Meski secara umum produksi DIY masih surplus, adanya permintaan dari daerah menyebabkan harga beras mengalami kenaikan. 

Permintaan komoditas pangan di akhir tahun 2023 juga diperkirakan meningkat.

Hal itu karena kenaikan permintaan saat Nataru. Sehingga pihaknya juga mendorong optimalisasi belanja pemerintah. 

"Pemanfaatan lahan tidur, identifikasi lahan yang saat ini tersedia bisa dioptimalkan. Adanya Lumbung Mataram juga bisa dioptimalkan sesuai komoditi dan kompetensi masyarakat," terangnya. 

Peran operasi pasar, pasar murah, gerakan pangan murah, hingga optimalisasi Segara Amarta pun berdampak positif pada kestabilan harga pangan dan meyakinkan masyarakat akan ketersediaan pasokan.

Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono menyebut terjaganya inflasi DIY hingga akhir tahun 2023 berkat kerja sama yang baik antara TPID dan seluruh stakeholder.

Yang tertuang adalah kerangka 4 K, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. 

"TPID telah melakukan operasi pasar, stabilasi pasoka harga pangan, gerakan pangan murah di sisi hilir. Kegiatan stabilasi harga dan pasokan hingga ke tingkat masyarakat dan menahan dinamika harga yang berkembang. Kegiatan ini masih akan dilakukan hingga akhir tahun," bebernya. 

"Kemudian optimalisasi kios Segoro Amarto ditujukan sebagai penyeimbang harga dan pasokan di pasar serta tempat referensi harga di pasar. Kios segara Amarta diharapkan mendukung stabilitasasi harga di pasar, terutama para pedagang agar menjual komoditas terlalu tinggi. Begitu juga sisi hulu dengan upaya seperti pendampingan dan fasilitasi petani untuk meningkatkan produksinya, dan lainnya," lanjutnya.

Upaya-upaya yang dilakukan TPID tersebut tidak hanya menjaga stabilasi inflasi supaya terkendali, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian di DIY. (maw) 

Berita Terkini