Bacaan Niat dan Doa

Doa dan Tata Cara Shalat Istisqa untuk Meminta Hujan

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Joko Widiyarso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Doa dan Tata Cara Shalat Istisqa untuk Meminta Hujan

TRIBUNJOGJA.COM - Saat ini wilayah Indonesia sedang dilanda kemarau yang cukup panjang.

Sudah lama di Indonesia tidak turun hujan hingga berdampak di beberapa wilayah mengalami kekeringan.

Banyak orang yang kesusahan untuk mencari air bersih karena sumber mata air yang kering.

Selain itu, para petani banyak yang mengalami gagal panen, kebakaran hutan, hingga penyebaran polusi udara yang tak terkendali.

Salah satu cara yang dapat dilakukan terutama oleh umat islam adalah dengan melakukan shalat istisqa. Al-istisqa artinya meminta curahan air penghidupan yang dalam bahasa Arabnya "thalab al-saqaya".

Pada zaman Rasulullah, praktik shalat istisqa sudah pernah dilakukan. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., "Nabi Muhammad SAW. keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau shalat dua rakaat bersama kita tanpa azan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah, dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, dan membalikkan selendang sorbannya dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya," (HR. Imam Ahmad).

Menurut para ulama, hukum melaksanakan shalat istisqa adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Shalat istisqa dilaksanakan setelah matahari terbit di atas permukaan bumi ataupun pada sore hari. Waktu diharamkannya yaitu ketika matahari tepat berada di atas kepala atau ketika sudah terbenam.

Tata Cara Shalat Istisqa

1. Sebelum melakukan shalat istiqa, masyarakat diimbau untuk berpuasa terlebih dahulu selama 3 (tiga) hari.

2. Pada hari keempat, seluruh masyarakat berkumpul ditengah lapangan pada waktu yang telah ditentukan.

3. Tanpa didahului adzan dan iqamah, imam dan makmum membaca niat shalat istisqa.

أُصَلِّي سُنَّةَ الإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

"Ushalli sunnat al-istisqai, rak'ataini mustaqbil al-qiblati (imaman/makmuman) lillahi taala"

4. Setelah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali takbir pada rakaat kedua.

5. Di setiap rakaatnya, imam membaca surat Al-Fatihah dan satu surat pendek secara jelas (jahr).

6. Dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk diantara dua sujud, dan duduk tahiyat akhir di rakaat kedua dengan diakhiri salam.

7. Setelah itu, imam menjadi khatib untuk menyampaikan khutbah yang didengarkan oleh seluruh jamaah.

Rukun dan Tata Cara Khutbah Shalat Istisqa

Khutbah terdiri dari 2 khutbah dengan cara berdiri dan sekali duduk diantara kedua khutbah.

Sama seperti khutbah pada shalat Id, khatib membaca takbir sebanyak 9 kali pada khutbah kedua dan takbir sebanyak 7 kali pada khutbah kedua.

Adapun materi khutbah yang disampaikan dapat berupa ajakan untuk meminta ampunan atas segala dosa, bertaubat, serta memperbanyak istigfar kepada Allah SWT dengan harapan apa yang menjadi doa dan kebutuhan umat saat terjadi kekeringan ini dapat diijabah.

Setiap mengakhiri khutbah, khatib disunnahkan untuk membaca doa, dengan cara membalikkan badan dan membelakangi jemaaah untuk menghadap kiblat. Kemudian menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangan.

Bacaan dan Doa Istisqa

Berikut ini ada beberapa doa shalat istisqa yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi (orang yang meriwayatkan hadist) seperti Imam As-Syafii, Abu Dawud dan lainnya.

Allaahummasqinaa ghaitsan mughiitsan hanii an marii an (riwayat lain, murii an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan daa iman.

Artinya, "Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi."

Allaahummasqinaal ghaitsa, wa laa taj alnaa minal qaanithiin.

Artinya, "Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan."

Allaahumma anbit lanaz zar a, wa adirra lanad dhar a, wasqinaa min barakaatis samaa i, wa anbit lanaa min barakaatil ardhi.

Artinya, "Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu."

Allaahumma innaa nastaghfiruka, innaka kunta ghaffaaraa, fa arsilis samaa a alainaa midraaraa.

Artinya, "Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu."


(MG Lia Ika Agustin)

 

Berita Terkini