TRIBUNJOGJA.COM - Saat ini wilayah Indonesia sedang dilanda kemarau yang cukup panjang.
Sudah lama di Indonesia tidak turun hujan hingga berdampak di beberapa wilayah mengalami kekeringan.
Banyak orang yang kesusahan untuk mencari air bersih karena sumber mata air yang kering.
Selain itu, para petani banyak yang mengalami gagal panen, kebakaran hutan, hingga penyebaran polusi udara yang tak terkendali.
Salah satu cara yang dapat dilakukan terutama oleh umat islam adalah dengan melakukan shalat istisqa. Al-istisqa artinya meminta curahan air penghidupan yang dalam bahasa Arabnya "thalab al-saqaya".
Pada zaman Rasulullah, praktik shalat istisqa sudah pernah dilakukan. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., "Nabi Muhammad SAW. keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau shalat dua rakaat bersama kita tanpa azan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah, dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, dan membalikkan selendang sorbannya dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya," (HR. Imam Ahmad).
Menurut para ulama, hukum melaksanakan shalat istisqa adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Shalat istisqa dilaksanakan setelah matahari terbit di atas permukaan bumi ataupun pada sore hari. Waktu diharamkannya yaitu ketika matahari tepat berada di atas kepala atau ketika sudah terbenam.
Tata Cara Shalat Istisqa
1. Sebelum melakukan shalat istiqa, masyarakat diimbau untuk berpuasa terlebih dahulu selama 3 (tiga) hari.
2. Pada hari keempat, seluruh masyarakat berkumpul ditengah lapangan pada waktu yang telah ditentukan.
3. Tanpa didahului adzan dan iqamah, imam dan makmum membaca niat shalat istisqa.
أُصَلِّي سُنَّةَ الإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
"Ushalli sunnat al-istisqai, rak'ataini mustaqbil al-qiblati (imaman/makmuman) lillahi taala"
4. Setelah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali takbir pada rakaat kedua.
5. Di setiap rakaatnya, imam membaca surat Al-Fatihah dan satu surat pendek secara jelas (jahr).
6. Dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk diantara dua sujud, dan duduk tahiyat akhir di rakaat kedua dengan diakhiri salam.
7. Setelah itu, imam menjadi khatib untuk menyampaikan khutbah yang didengarkan oleh seluruh jamaah.