Allianz Indonesia Beri Solusi Hadapi Naiknya Biaya Kesehatan

Penulis: Gaya Lufityanti
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Tribunjogja.com – Aktivitas masyarakat yang dinamis, secara tidak langsung membuat setiap individu memiliki pola hidup yang tidak seimbang.

Terlebih saat dihantam Covid-19, aktivitas masyarakat serba terbatas dan tidak memungkinkan untuk beraktivitas outdoor.

Alhasil, banyak masyarakat mengalami pelemahan imunitas, mudah sakit dan rentan terkena Covid-19.

Ironisnya, isu kesehatan ini sejalan dengan biaya kesehatan yang terus meningkat setiap tahunnya.

Meningkatnya biaya kesehatan ini dipengaruhi oleh inflasi medis.

Survei Mercer Marsh Benefits (MMB) 2021-2023 tentang Estimated Medical Trend Summary menyebutkan bahwa peningkatan inflasi medis di Indonesia selama 3 tahun terakhir sampai mencapai 13,6 persen pada tahun 2023.

Padahal inflasi pada tahun 2022 lebih rendah, atau mencapai 12,3 persen yang juga dipantau lebih tinggi dari proyeksi Asia di angka 11,5 persen.

Bahkan angka inflasi medis ini melebihi inflasi ekonomi di angka 3.3 persen per Agustus 2023.

Baca juga: Prevalensi Penyakit Kronis Meningkat, Allianz Indonesia Sarankan Masyarakat Punya Proteksi

Ini berarti inflasi medis mencapai 4X lipat dari inflasi ekonomi.

Selanjutnya tentu saja inflasi ini mempengaruhi biaya operasional, suplai, administrasi dan fasilitas kesehatan.

Namun sayangnya, terjadinya peningkatan biaya medis ini masih belum membuat masyarakat Indonesia menyiapkan sumber pendanaan untuk biaya kesehatan agar tidak menjadi beban pengeluaran pribadi.

Terbukti dari data yang dirilis Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), hingga tahun 2019, 61 persen dari total masyarakat Indonesia masih membayar biaya perawatan kesehatan secara mandiri memakai uang pribadi tanpa jaminan dari BPJS maupun asuransi.

Satu di antara penyebabnya adalah karena tren kenaikan biaya medis melebihi kenaikan rata-rata gaji masyarakat.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat kenaikan tahunan rerata gaji karyawan sebesar 1,8 persen.

Nilai ini sangat jauh jika dibandingkan dengan proyeksi inflasi ekonomi pada tahun 2023 yang mencapai 3,5 persen apalagi inflasi medis yang mencapai 13,6 persen.

Untuk mengantisipasi hal ini, Metta Anggriani, CFP, Perencana Keuangan & Founder Daya Uang berpendapat bahwa mengelola keuangan dengan baik adalah cara yang paling utama dalam menyiasati kenaikan biaya medis.

“Masyarakat perlu mengatur budget dan membuat pos-pos kebutuhan untuk menjaga kesehatan setiap bulannya, termasuk menebalkan dana darurat,” kata Metta dalam Media Workshop tahunan bertajuk “Biaya Medis Naik Terus, Apa yang Sebaiknya Dilakukan?” 

Selain itu, Metta juga mengingatkan masyarakat untuk memastikan diri dan keluarga terdaftar menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan yang aktif seperti BPJS, dan juga melakukan evaluasi berkala terhadap kondisi kesehatan (Medical Check Up) dan keuangan (Financial Check Up) maupun produk-produk asuransi yang dimiliki.

Himawan Purnama, Chief Product Officer, Allianz Life Indonesia menambahkan, bahwa dalam menghadapi kenaikan biaya medis masyarakat perlu mempersiapkan yang terbaik, terlebih saat risiko kesehatan datang.

Menurutnya, hal yang paling tepat adalah dengan memiliki proteksi tambahan melalui produk asuransi kesehatan.

“Tidak dipungkiri memang perusahaan asuransi cukup terdampak dengan adanya kenaikan biaya medis yang menyebabkan meningkatnya pembayaran klaim secara drastis sehingga perusahaan harus melakukan penyesuaian biaya atau repricing,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa repricing dilakukan dengan melalui berbagai pertimbangan yang menyeluruh dan proses yang panjang.

Adapun untuk perubahan produk, termasuk penyesuaian biaya juga melibatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk kepentingan dan keamanan nasabah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Ia menegaskan, tidak ada kata terlambat untuk memiliki asuransi Kesehatan.

Meskipun kenaikan biaya medis yang didorong inflasi medis sudah terjadi di Indonesia, sambungnya, calon nasabah tetap akan mendapatkan manfaat dan kenyamanan serta mampu mengelola manajemen risiko di tengah inflasi medis dengan asuransi kesehatan.

“Prinsipnya adalah semakin muda, semakin baik karena ketika membeli asuransi kesehatan selagi sehat, premi yang dibayarkan pun akan lebih ringan,” lanjutnya. ( Tribunjogja.com )

Berita Terkini