Berita Jogja Hari Ini

Harga Beras Tak Kunjung Turun, Pemda DIY Gencarkan Giat Operasi Pasar Hingga Akhir Tahun

Penulis: Yuwantoro Winduajie
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi beras

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda DIY terus menggencarkan giat operasi pasar di sejumlah pasar tradisional untuk menekan kenaikan harga beras yang terjadi selama satu bulan terakhir.

Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah DIY, Yuna Pancawati mengungkapkan, saat ini harga beras di DIY masih tergolong tinggi.

Rata-rata dipatok Rp13.600 untuk beras kualitas medium. Sementara beras premium dihargai Rp15.100.

Baca juga: Tren Pembayaran Digital di Yogyakarta Melalui Tokopedia Meningkat Signifikan Selama Kuartal III 2023

Untuk menekan kenaikan harga, Pemda DIY terus menggencarkan operasi pasar di empat pasar pantauan yakni Pasar Demangan, Beringharjo, Kranggan, dan Prawirotaman.

Dalam giat tersebut targetnya akan disalurkan sebanyak 259 ton bahan pangan dan ditargetkan selesai sebelum akhir tahun 2023 ini.

"Bantuan pangan itu sampai dengan sekarang ada operasi pasar. Hingga akhir tahun ada dari Disperindag itu di empat pasar pantauan masih ada 10 kali dengan total 259 ton bahan pangan," ujar Yuna saat ditemui di kantornya, Kamis (12/10/2023).

Operasi pasar juga akan diselenggarakan di lima kabupaten dan satu kota se-DIY. Masing-masing kabupaten/kota akan mendapat alokasi bahan pangan sebanyak 21 ton.

"Kemudian upayanya juga ada gerakan pangan murah dari DPKP hingga akhir tahun masih dilaksanakan 20 kali dengan rata-rata 9 ton," jelasnya.

Selain itu, Bulog juga turut serta untuk menekan gejolak harga beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Sejauh ini sudah ada sekitar 3.500 beras yang disalurkan Bulog kepada masyarakat.

"Jadi sebenarnya sudah banyak upaya yang dilakukan cuma memang karena belum memasuki masa panen beras itu dan kita masih menunggu keran impor dibuka lagi," jelasnya.

Menurutnya, kenaikan harga tidak hanya terjadi di DIY melainkan terjadi secara nasional. Penyebabnya adalah musim kemarau panjang akibat fenomena El-Nino. Sementara pemerintah baru mulai mengimpor beras akhir bulan nanti.

Harga gabah di tingkat petani juga mengalami kenaikan sehingga turut berpengaruh pada kenaikan harga beras.

"Beras naik secara nasional tidak hanya DIY karena memang harga gabah di tingkat petani sudah meningkat tajam dan terjadi secara nasional. Itu yang jadi biaya produksinya meningkat dan pasokan beras juga belum bertambah karena belum memasuki masa panen," jelasnya.

Lebih lanjut, Yuna juga memastikan bahwa seluruh ketersediaan bahan pangan termasuk beras di wilayah DIY mengalami surplus tiap pekannya.

Namun dia tetap meminta dinas terkait bersiaga karena neraca ketersediaan pangan dan kebutuhan pangan pokok belum memperhitungkan kebutuhan pangan yang disumbang dari warga luar DIY seperti mahasiswa dan wisatawan.

"Karena ada mahasiswa, ada banyak MICE juga dan banyak wisatawan. Dari mulai beras minyak gula dan sebagainya tiap harinya surplus tapi belum mempertimbangkan kehadiran pendatang," jelasnya. (tro)

Berita Terkini