Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY teramati mengeluarkan 4 kali guguran lava pijar, Senin (11/9/2023).
Hal itu berdasarkan pengamatan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, periode pengamatan pukul 00.00 WIB-06.00 WIB.
"Pada hari ini, teramati guguran lava pijar 4 kali ke barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter," kata Ahmad Sopari, Penyusun Laporan.
Dalam kurun waktu yang sama, tercatat 25 kali guguran dan amplitudo 3-22 milimeter (mm) dengan durasi 24.8-158 detik.
Selanjutnya 86 hybrid atau fase banyak, amplitudo 3-6 mm, S-P 0.3-0.5 detik dengan durasi 5.2-7.1 detik.
Berdasarkan pengamatan meteorologi, cuacanya cukup cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur.
Suhu udara 12-18 derajat celcius dengan kelembapan udara 57-69.1 persen dan tekanan udara 838.5-917.1 mmHg.
Sedangkan secara visual, Gunung Merapi terlihat jelas.
Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 25-50 meter di atas puncak kawah.
"Hingga saat ini, tingkat aktivitas di Gunung Merapi level III atau siaga," ucapnya.
Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Sementara di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Oleh karenanya, masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi sekaligus mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (*)