TRIBUNJOGJA.COM - Proyek musik dari Ari Hamzah, Arumtaka, dan Kiki Pea yakni Megatruh Soundsystem merilis single terbarunya bertajuk “Reggae Radio”, Jumat (4/8/2023).
Ini merupakan dari Megatruh Soundsystem, yang sebelumnya pernah dibawakan saat mereka tampil perdana di ‘Weekend Pop Tour – Road to Cherrypop Festival 2023’, disusul dua gig intimate lainnya.
Bukan sekadar lagu, “Reggae Radio” merupakan sebuah bentuk penghormatan dari Megatruh Soundsystem kepada para pengusung Jamaican Music (Ska, Reggae, Dub) di Indonesia.
Jika diperhatikan, lirik-liriknya merupakan kolase dari 25 judul lagu milik band Reggae & Ska Indonesia.
“Sejak masa sekolah, masing-masing dari kami bertiga memang penikmat musik reggae dan ska, bukan hanya musisi asal Jamaika, Inggris, dan manca lainnya, tapi juga band-band lokal yang konsisten di jalur musik ini. Karena itu kiprah mereka patut dimonumenkan dalam bentuk lagu,” kata Kiki Pea selaku penulis lirik.
Baca juga: Kolaborasi dengan Sinden Elisha Orcarus Alloso, DKD Band Rilis Single MegatRuh
Seperti single Megatruh Soundsystem sebelumnya, “Reggae Radio” juga mengusung konsep kolaborasi.
Kali ini yang dipilih adalah Wipti Eta, seorang penyiar radio, MC, dan juga vokalis band Ska Bernama Sri Plecit.
Penulis lagu “Reggae Radio”, Ari Hamzah mengatakan bahwa pemilihan kolaborator kali ini bukan tanpa alasan.
“Sebelumnya ada beberapa kandidat yang akan mengisi vokal utama di single ini, namun kami memutuskan kalau Wipti lah yang paling cocok, apalagi dia kan juga pegiat di dunia radio,” sambung drummer Megatruh Soundsystem ini.
Bukan hanya Wipti Eta yang menjadi kolaborator, “Reggae Radio” juga menggaet dua pemain brass yakni, Adib Mahfudz (Trombone) dan Syarifma Alwan (Trumpet).
Keduanya sudah malang melintang di kancah Jamaican Sound di Jogja, dan merupakan personel band Ska Rock, ERWE.
Sementara di posisi bass masih diisi oleh additional tetap, Damar Puspito dari Niskala, band yang mengusung post-rock.
Untuk warna musiknya, “Reggae Radio” mengusung pop reggae dengan sentuhan dub.
Bisa dikatakan, single ini memiliki nuansa yang lebih cerah dibanding lagu Megatruh Soundsystem sebelumnya.
“Kalau lagu-lagu sebelumnya kan nuansanya lebih gelap, bahkan cenderung mencekam, apalagi lirik-liriknya yang bertema sosial politik. Nah, gimana kali ini gak kita coba bikin yang nuansanya lebih cerah, karena rilisan selanjutnya bakal lebih gelap lagi, hahaha,” kata Arumtaka yang mengisi posisi synth, DJ di unit Megatruh Soundsystem .
Pada Juni lalu, Megatruh Soundsystem juga merilis lagu berjudul “Sammaratanna Hellallah”, merupakan bentuk kolaborasi lintas disiplin dan kultural.
Dalam lagu ini, mereka menggaet Presiden Tidore, seorang rapper cum budayawan kontemporer asal Indonesia Timur, dan Judith Chung yang dikenal sebagai penulis lagu dan penulis buku berdarah Tiongkok.
Sammaratanna Hellallah ialah sebuah mantra dari Indonesia Timur, tepatnya di Sulawesi Selatan.
Mantra ini bercerita mengenai semangat masyarakat dalam bergotong royong menarik perahu dari darat ke laut, dan dirapalkan untuk beberapa hal; tujuan ekonomi, syiar agama, dan lainnya.
Bagi Presiden Tidore, mantra adalah bagian dari kosmologi tubuh, dan menjaga mantra adalah menjaga tubuh, menjaga alam, dan ilmu pengetahuan.
Baca juga: Megatruh Soundsystem Ledakkan Dua Single Kolaborasi
Mantra tersebut oleh Judith Chung direspon dengan bagaimana manusia hidup di bumi, tidak bisa memilih untuk terluka atau tidak. Baginya, luka itu harus ada agar kita benar-benar menjadi manusia.
Megatruh Soundsystem juga telah berkolaborasi dengan pengusung Dub Reggae di dua single berbeda yakni, “Nuh Bread Sound” dengan Aset Negara Sistem Suara (Jakarta), dan “Roots Reggae & Revolusi” bersama Baxlaxboy (Cirebon).
Sebagai tambahan informasi, single pertama Megatruh Soundsytem - “Petrus” feat Skinheadbop terpilih menjadi salah satu pemenang di Jameson Connects Indonesia.
Single ini nantinya akan diproduksi dalam format Studio Live Session dan Vinyl Compilation.
Hingga kini Megatruh Soundsystem telah menyiapkan amunisi untuk rilisan-rilisan berikutnya.
Masing-masing amunisi lagu tersebut juga akan berkolaborasi dengan para musisi lintas genre.
“Kalau sudah sampai delapan atau sepuluh yang dirilis, kami akan bikin edisi rilisan fisiknya, kemungkinan dalam format piringan hitam,” pungkas Ari Hamzah. ( Tribunjogja.com )