Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo melibatkan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk pengelolaan sampah secara terintegrasi dan terkonvergensi di daerah ini.
Komitmen dibuktikan dalam penandatangan MoU sejumlah OPD.
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Bappeda Kulon Progo, Cicilia Susi Setyo Cahyani mengatakan, sinergitas dilatarbelakangi tumbuhnya wilayah di Kulon Progo seperti Bandara Yogyakarta International (YIA), kawasan aetropolis dan perhotelan sehingga menimbulkan timbunan sampah.
Baca juga: Khusus Awasi Potensi Parkir Liar, Pemkot Yogyakarta Pasang 6 Unit CCTV di Jalan Sarkem
Sementara, kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuroto di Kapanewon Nanggulan sudah penuh.
Pemkab Kulon Progo juga tengah berproses untuk perluasan TPA Banyuroto seluas 2 hektar dengan dana sekitar Rp 2 Miliar dan Rp 8,8 Miliar untuk pembangunan.
Perluasan TPA Banyuroto yang baru untuk menampung sampah hingga 5 tahun mendatang.
"Sekarang, volume sampah di Kulon Progo rata-rata 32 ton/hari. Padahal sebelum ada YIA dan kawasan baru, volumenya kurang dari itu. Jika dibiarkan dan tidak ada intervensi dari hulu (TPA Banyuroto baru) akan penuh tidak sampai 5 tahun sehingga OPD dilibatkan dalam pengelolaan sampah," jelasnya saat ditemui di Ruang Sermo, Kompleks Pemkab Kulon Progo, Senin (10/7/2023).
Ia mencontohkan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) serta Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) terkait pengelolaan untuk pakan maggot dan ayam.
Kemudian, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga meningkatkan kesadaran anak sekolah untuk memilah sampah.
Selanjutnya, Dinas Lingkungan Hidup terkait pengelolaan sampah di tingkat desa dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman mengelola di tingkat masyarakat.
"Pada 2024, kami sudah menentukan lokus di kelompok swadaya masyarakat (KSM) Sampurna Asih dan KSM Melati untuk jadwal pengambilan sampah dan pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Karena sekarang sifatnya masih transporter, ngambil dari pelanggan lalu dibuang ke TPA sehingga lama-lama penuh," kata Susi.
Harapannya, tidak ada sampah yang masuk ke TPA. Semuanya, terkoordinir baik lintas OPD dan masyarakat.
Plh Bupati Kulon Progo, Triyono menyebut, pengelolaan sampah harus diantisipasi sejak dini. Meski, sampah belum menjadi problem sosial yang sangat serius di daerah ini.
"Mulai dari awal punya konsep penanganan sampah secara benar. Ke depannya, tidak mengandalkan TPA karena sampah sudah dikelola di tingkat desa. Sehingga tidak ada residu sampah yang diangkut ke TPA," ucapnya.