TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi kembali mengeluarkan guguran lava pijar. Menurut pengamatan BPPTKG Selasa (25/04/2023) mulai pukul 00.00-06.00, teramati guguran lava pijar tujuh kali.
Jarak luncur maksimum 1500 meter ke barat daya atau Kali Bebeng.
Selain guguran lava pijar, menurut pengamatan BPPTKG gunung jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 200 m di atas puncak kawah.
BPPTKG juga mencatat ada sejumlah kegempaan. Tercatat ada 30 guguran dengan amplitudo : 4-28 mm, dan durasi : 48.7-142.2 detik.
Hybrid/Fase Banyak tercatat 1 kali, amplitudo : 3 mm, S-P : 0.4 detik, dan durasi : 5.9 detik. Tektonik jauh terjadi 2 kali, amplitudo : 3-9 mm, S-P : 12.28-42.05 detik, dan durasi : 78.2-214.1 detik.
Menurut pengamatan meteorologi, cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup tenang ke arah barat. Suhu udara 18-19 °C, kelembaban udara 74-99.4 persen, dan tekanan udara 871.4-918 mmHg.
Hingga saat ini, Merapi masih berstatus Siaga atau level III. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Selain itu, masyarakat diminta untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
BPPTKG akan terus memantau aktivitas Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.