Erupsi Gunung Merapi

Petani di Magelang Mulai Bersihkan Tanaman yang Terdampak Abu Vulkanik Merapi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan lahan pertanian cabai di Desa Krinjing, Kabupaten Magelang, yang masih ditutupi abu vulkanik Gunung Merapi, Rabu (15/3/2023).

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Para petani di Kabupaten Magelang mulai membersihkan tanamannya yang ditutupi abu vulkanik Gunung Merapi yang terjadi pada (11/3/2023) kemarin.

Satu di antaranya Kati (70), petani dari Desa Krinjing, Kecamatan Dukun , Kabupaten Magelang.

Ia tampak sibuk mengoyang-goyangkan tanaman cabai miliknya agar terlepas dari abu vulkanik.

Sesekali, ia juga mengecek bagian buah cabai yang  masih belum sempurna berwana merah.

Untuk memastikan tanaman cabai tersebut masih layak dipanen.

"Ini digoyang-goyang kan supaya bersih, karena kalau tidak dibersihkan bisa ambruk (tanamannya). Harus digembyoki (diayaki) juga agar bisa terjual dan mengurangi abu-nya juga, luasnya satu kisuk, belum bisa dipanen ini,"tambahnya.

Hal serupa pun dilakukan Ernawati (28), petani cabai dari desa yang sama.

Dia mengatakan, cabai yang sudah dipanen harus dibersihkan sebanyak dua kali.

"Padahal, biasanya setelah dipanen langsung diwadahi. Cabai jenis setan sudah ke-14 kali dipanen. Ya, harus dibersihkan seperti itu karena memang penuh dengan abu,"terangnya.

Sementara itu, Pengepul di Dusun Trayem, Desa Krinjing, Kabupaten Magelang, Andrianto (20) mengatakan, dampak abu vulkanik membuat kualitas pertanian ikut menurun dan tentu berpengaruh terhadap harga..

"Kalau sekarang, belum bisa dipastikan (harganya). Karena baru dipanen, belum bisa memastikan harga yang ditetapkan. Mengingat harga hasil pertanian dan bahan pokok lainnya, tergantung dari kebutuhan pasar. Kalau harga cabai normal sekarang, dari petani Rp50 ribu-Rp55 ribu per kilogram. Kalau dijual (di pasar) normalnya Rp 60 ribu per kilogram,"urainya. (*)

 

Berita Terkini