Tribunjogja.com Jakarta - Satu unit mobil yang diparkir hanya 20 meter di belakang Depo Pertamina lolos dari jilatan api. Mobil itu juga masih bisa dinyalakan dengan normal pascakebakaran yang melanda pada Jumat (3/3/2023) .
Satu unit mobil yang lolos dari kobaran api itu berjenis satu unit SUV dengan nomor polisi Z 1825 EB.
Mobil berwarna merah itu utuh terparkir di tengah mobil lainnya yang sudah dalam keadaan gosong.
Melansir dari Tribunnews.com, mobil merah tersebut ternyata milik Mahmud.
Mahmud mengatakan, mobil yang selamat dari insiden kebakaran itu digunakan untuk mengantar para jemaah umrah.
Ya, selama ini Mahmud memang berprofesi sebagai pengantar jemaah umrah.
"Saya memang naruh mobil di sini setiap hari, kalau saya tinggal di belakang. Pas tadi pagi kesini mau ngecek mobil, alhamdulillah mobil saya masih utuh," ujar Mahmud selaku pemilik mobil, Sabtu (4/3/2023).
Ia mengaku sejak awal terjadinya kebakaran dia sudah ikhlas dengan apa yang terjadi pada mobilnya.
Yang terpenting menurutnya dia dan keluarga tak ada yang menjadi korban dalam musibah kecelakaan tersebut.
"Memang saya dari malam pas kebakaran itu tenang, enggak mikir macam-macam, alhamdulilah kuasa Allah mobil saya utuh," ujar pria yang berprofesi sebagai pengantar jemaah umrah itu.
Mahmud menganggap apa yang terjadi pada mobilnya adalah kuasa Tuhan.
Kepanikan Warga
Kebakaran hebat di Depo Pertamina Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam menimbulkan kepanikan dan ketakutan warga sekitar.
Belasan orang dilaporkan meninggal dunia dan belasan puluhan warga lain menderita luka-luka akibat insiden tersebut.
Sejumlah warga pun memberikan kesaksian dan menceritakan detik-detik mencekam peristiwa yang terjadi pada Jumat (3/3/2023) malam tersebut.
Menurut keterangan sejumlah warga, peristiwa itu berawal dari munculnya bau bahan bakar jenis bensin yang menyengat kuat di sekitar pemukiman warga.
Ketua RW 12, Kampung Tanah Merah Bawah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Abdus mengatakan sebelum kebakaran warga sempat mencium bau bensin yang menguap kuat ke udara.
Karena kuatnya bau bensin yang menguap malam itu, sejumlah warga mengalami mual hingga pingsan.
"Sebelum terjadi dentuman ledakan itu, ini area di dua RW ini dipenuhi hawa BBM. itu sampai-sampai ada yang muntah dan ada yang pingsan," kata Abdus, saat ditemui Sabtu, 4 Maret 2023, dikutip dari Tribunnews. com.
Abdus menuturkan pihaknya segera mengevakuasi warga yang mual dan pingsan untuk menjauh dari kawasan Depo Pertamina Plumpang.
Ada tujuh orang warga alami pingsan di tengah jalan, sebelum dentuman terjadi. "Panas itu, di jalan yang sekarang kita pijak ini semalam sekitar tujuh orang yang bergelimpangan," ujar Abdus.
Abdus menyebut setelah bau bensin menyengat di sekitar pemukiman warga, tiba-tiba terdengar suara dentuman keras dari arah Depo Pertamina Plumpang.
Warga yang berdesakan keluar rumah, semakin panik dan berusaha menyelamatkan diri dari pusat kobaran api.
"Jeda waktu setengah jam kita masih sempat mengevakuasi warga di sana asli bau sekali. Nah jam 8 malam terjadi dentuman keras," ungkapnya.
Mardongan, Ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) setempat juga mengisahkan hal yang sama. Menurutnya, kejadian itu bermula ketika sejumlah warga mulai mencium aroma semacam bocoran bensin.
"Memang pada saat keluar dari rumah itu sudah tercium bau menyengat yah semacam bensin, gas," kata Mardongan.
Saat hendak menuju ke lokasi kebakaran, Mardongan menyebut dirinya melihat kobaran api sudah berada di jalan.
"Saya mau menuju ke sini, begitu nyampai di gang sana sudah, api sudah menjalar di jalan," ujarnya.
Dia menuturkan, kobaran api tersebut diiringi dengan bunyian seperti ledakan dan dentuman keras.
"Sudah berbunyi ledakan, dentuman keras jadi saya jalan dari sini itu sepanjang jalan ini sampai sana terbakar semua," ungkapnya.
Mardongan menuturkan akibat kobaran api yang mulai membesar akhirnya sejumlah warga pun kabur. "Jadi kita akhirnya kabur semua. Warga berhamburan keluar," jelasnya.
Salah satu warga yang menjadi korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang adalah keluarga Suryati (48).
Dia tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kondisi putrinya, Rara (13) yang menjadi korban luka dalam peristiwa kebakaran Depo Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara.
Ditemui di RS Pusat Pertamina, Jakarta, Sabtu, 4 Maret 2023, Suryati tampak murung dan sedih. Matanya terlihat memerah dan bengkak.
Matanya juga terlihat berkaca-kaca dan sesekali meneteskan air mata. Mengenakan masker berwarna hitam, Suryati bahkan terengah-engah menahan kesedihan menceritakan kondisi putrinya yang kini tengah mendapatkan perawatan intensif di RS Pusat Pertamina.
"Semuanya kena (luka bakar)," ucap Suryati kemudian menangis.
Suryati kemudian menceritakan kembali insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang pada Jumat malam itu.
Sambil terisak tangis, dia mengungkapkan bahwa saat itu dirinya dan putrinya tengah berada di emperan jalan dekat Depo Pertamina Plumpang.
Mengetahui sang anak belum makan malam, Suryati lantas membelikan makanan nasi uduk untuk Rara, anaknya.
Saat itu, kata Suryati, putrinya tengah duduk di emperan jalan sambil menunggunya selesai membeli nasi uduk.
Namun, nahas. Kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang diawali suara ledakan keras itu memicu munculnya kobaran api yang sangat besar. Putrinya yang saat itu tengah menunggu langsung tersambar api yang sedang berkobar.
"Malam itu dia belum makan. Saya mau nawarin dia beli nasi uduk. Akhirnya dia duduk di emperan, kesamber itu ledakan," kata Suryati disela menunggu putrinya menjalani operasi di RS tersebut.
"Kena samber (api) kayaknya. Saat kejadian dia lagi duduk di emperan toko," sambungnya.
Melihat sang anak dalam kondisi terbakar kobaran api, Suryati kemudian menyelamatkan putri kecilnya itu dengan menariknya menjauh dari api.
Dia mengaku sempat kesulitan saat evakuasi karena anaknya tak kuasa untuk bangun dan berdiri.
"Dia enggak bisa bangkit. Saya tarik aja sampai kulitnya terkelupas," bebernya mengingat peristiwa itu.
Suryati kemudian membawa Rara menuju ke rumah sakit terdekat.Namun, dirinya terkendala tidak adanya kendaraan.
Meski begitu, hal tersebut tak menyurutkan semangatnya untuk menyelamatkan Rara. Dia kemudian membawa putrinya yang dalam kondisi terkena luka bakar, dengan berjalan kaki.
"Saya masih ajak jalan sepanjang berapa meter itu. Baru ada yang nolongin pakai motor," katanya.
Sementara, Suryati menyebut jika, saat ini kondisi putrinya masih belum sadarkan diri. Namun, kini tengah mendapat perawatan intensif untuk dilakukan tindakan operasi.
"Masih belum sadar. Cuma tensinya stabil katanya. Alhamdulillah, bisa masuk ruang operasi," ungkapnya.
Sebab, Suryati menjelaskan, sesampainya di rumah sakit pertama, yakni Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta. Sang putri mengatakan sudah tidak kuat.
Namun, dia terus memotivasi anaknya agar tetap kuat dan bisa mendapat perawaran di Rumah Sakit tersebut.
"(Rara) masih bisa jalan jauh. Enggak pingsan," ungkapnya. "Sampai rumah sakit dia bilang 'Ma, aku enggak kuat,',"
Mendengar hal itu, Suryati menjawab, "Kamu kuat, kamu anak hebat,". "Iya ma, Rara kuat, ma," kata Suryati menirukan ucapan Rara.
Dengan terisak tangis, dia pun meminta doa agar putrinya bisa menjalani operasi dengan lancar dan lekas pulih kembali.
"Saya mohon doanya semoga lancar operasinya," harapnya. (Tribunnews/kompas)