TRIBUNJOGJA.COM - ChatGPT memang menggemparkan dunia teknologi.
Sebab, teknologi chat dengan robot itu diklaim bisa menggeser banyak pekerjaan manusia, seperti guru, jurnalis maupun akuntan.
Diketahui, ChatGPT adalah model bahasa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dikembangkan oleh OpenAI, perusahaan yang bergerak dalam pengembangan teknologi AI.
ChatGPT adalah chatbot yang dibuat berdasarkan GPT-3.5, sebuah model bahasa alami yang menggunakan proses pembelajaran deep learning.
Alami di sini dimaksudkan untuk gaya teks yang dihasilkan robot chat buatan OpenAI.
Baca juga: Teknologi ChatGPT Tersemat di Layanan Microsoft Teams
Gaya teks mirip dengan gaya penulisan manusia secara natural, tidak kaku seperti mesin atau bot.
Saking naturalnya, ChatGPT juga bisa diminta untuk membuat puisi.
Nah, tidak mau kalah, Google bakal rilis teknologi chatbot ke publik dalam beberapa waktu ke depan.
Yuk kita simak fakta-fakta tentang Bard, teknologi chatbot Google yang bakal jadi rival ChatGPT:
1. Manfaatkan LaMDA
Teknologi chatbot mirip ChatGPT ini akan memanfaatkan language model for dialogue application (LaMDA).
Itu merupakan model bahasa bikinan Google, untuk menghadirkan hasil pencarian yang faktual dan layaknya sebuah percakapan.
Chatbot dan teknologi kecerdasan buatan ini akan diintegrasikan ke berbagai produk buatannya, termasuk fitur AI canggih yang akan ada di Gmail dan Docs
Hal tersebut disampaikan oleh CEO Google dan Alphabet, Sundar Pichai di blog resmi Google, Senin 6 Februari 2023.
Menurut Pichai, Bard bakal mengandalkan model AI yang sudah diumumkan dan dikembangkan Google sejak bertahun-tahun lalu, yang bernama Language Model for Dialogue Applications (LaMDA).
"Bard bisa diandalkan untuk memberikan beragam informasi dan pengetahuan yang ada di internet dengan kekuatan model AI kami. Informasi ini akan digali dari beragam situs web, dan Bard bakal memberikan informasi terkini dengan gaya respons yang alami," tulis Pichai.
2. Diakses di kolom pencarian
Pichai belum menjelaskan secara rinci fungsi dari Bard.
Namun, ia mengumbar tampilan awal Bard, yang tampaknya bisa diakses melalui suatu kolom pencarian (search bar).
Apabila mengacu pada gambar di bawah ini, tampilan Bard mirip kolom search bar di situs web Google, di mana ada tulisan "What's on your mind?" di dalam kolom pencarian tersebut.
Di kolom pencarian ini, pengguna bisa memasukkan pertanyaan yang ingin dicari.
Begitupula dengan informasi yang ingin didapatkan, pengguna bisa mengetikkan saja di search bar Bard.
Kemudian, Google bakal menampilkan jawaban dengan bahasa percakapan yang lebih luwes, layaknya bertanya kepada seseorang.
Luwes dalam artian, percakapan itu tidak kaku layaknya manusia berbicara dengan robot, tetapi lebih bisa mengalir.
Jadi, kalau Tribunners mau bertanya tentang sesuatu, tidak terbatas hanya pada manusia atau Google saja, tapi juga Bard.
3. Bisa digunakan untuk perencanaan
Menurut Pichai, Bard nantinya bisa digunakan untuk berbagai hal seperti merencanakan suatu acara, membandingkan film, mencari resep makan siang, penemuan-penemuan baru dari lembaga ilmu pengetahuan internasional, dan masih banyak lagi.
“Salah satu peluang yang paling menarik adalah bagaimana AI dapat memperdalam pemahaman kita tentang informasi dan mengubahnya menjadi pengetahuan yang berguna secara lebih efisien, memudahkan orang memahami inti dari apa yang mereka cari dan menyelesaikan sesuatu,” jelasnya.
Dia mencontohkan, ketika orang memikirkan tentang Google, maka biasanya mereka akan mengetik jawaban yang cepat dan faktual.
Seperti “berapa banyak tuts yang dimiliki piano?”
Namun, ada juga ketika orang menggunakan Google, dia membutuhkan pemahaman yang lebih dalam.
Seperti “apakah piano atau gitar mudah untuk dipelajari? berapa banyak latihan?”.
“AI dapat membantu pada saat-saat seperti ini, mensintesiskan wawasan untuk pertanyaan yang tidak memiliki jawaban yang benar,” paparnya.
“Anda akan segera melihat fitur yang didukung AI di Penelusuran yang menyaring informasi kompleks dan berbagai perspektif ke dalam format yang mudah dicerna, sehingga Anda dapat dengan cepat memahami gambaran besarnya dan mempelajari lebih lanjut dari web,” tambah dia.
4. Masih dalam bentuk eksperimen
Meski demikian, Pichai mengatakan Bard masih dalam bentuk eksperimen.
Pichai tidak menyebutkan di mana pengguna bisa mengakses dan menggunakan Bard.
Pasalnya saat ini, ia mengatakan Bard sedang dalam tahap eksperimen, dan hanya bisa dijajal oleh sejumlah "penguji terpercaya" saja.
Penguji terpercaya ini merupakan sekelompok orang yang dipilih secara acak oleh tim pihak ketiga Google, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Search Engine Land, Selasa (7/2/2023).
Baca juga: ChatGPT Makin Booming, 10 Pekerjaan Ini Terancam Digantikan AI, Ada Guru, Jurnalis sampai CS
Kabarnya, orang-orang tersebut berasal dari grup pengguna yang unik dan berbeda, baik secara kategori atau demografi pengguna, maupun secara lokasi atau wilayah tinggal pengguna tersebut.
Para penguji ini lantas dipilih Google untuk meningkatkan berbagai layanan dan produk Google sebelum meluncur.
Hal itu dilakukan supaya produk-produk tersebut lancar dan tidak memiliki masalah ketika nantinya resmi dipakai orang banyak.
Mari kita tunggu kapan Bard diluncurkan ya Tribunners!
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )