TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DI Yogyakarta menegaskan siap memberikan pendampingan terhadap atlet gulat putri Bantul yang dilaporkan menjadi korban kekerasan seksual oleh pelatihnya sendiri.
Hal ini dinyatakan langsung Ketua Umum KONI DIY, Djoko Pekik Irianto, kepada Tribun Jogja, Kamis (27/10/2022) sore.
Djoko mengatakan pihaknya mengutuk keras kejadian tersebut, apalagi tindakan asusila itu dilakukan saat latihan persiapan Pekan Olahraga Daerah (Porda) XVI DIY.
"KONI DIY merasa prihatin dan mengutuk kejadian kekerasan seksual. Dunia olahraga itu bicara prestasi dan sportivitas dalam hal apapun. Sehingga jika hal itu betul-betul terjadi, kami akan dukung jika ada prosess hukum. Kalau diperlukan asistensi dari KONI DIY untuk bagaimana bisa membela atau berpihak kepada korban, tentu kami akan siapkan itu," tegas Djoko Pekik Irianto.
Djoko melanjutkan saat ini pihaknya akan segera mengirim surat kepada Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) DIY untuk menindaklanjuti dan mendapatkan informasi lebih rinci mengenai kasus tersebut.
Menurut Djoko, kejadian ini sangat tidak pantas terjadi di kalangan olahragawan.
Ia berharap kasus ini tidak akan pernah terjadi lagi, karena pada akhirnya dapat merusak nama baik hingga mengganggu untuk meraih prestasi yang lebih tinggi.
"Saya akan panggil Pengda PGSI DIY. Biar clear, kami akan undang Ketum pengda PGSI DIY untuk menjelaskan apa yang terjadi. Tidak boleh terjadi di olahraga, kalau ada langkah hukum kami akan backup. KONI DIY siap mengawal," ujarnya.
Dalam kronologi kejadian yang dihimpun Tribun Jogja, korban mendapat kekerasan seksual pada tanggal 26 Juli 2022, atau sekitar satu bulan menjelang perhelatan Porda XVI DIY.
Akibat tindakan tersebut, korban mengalami depresi berat bahkan sempat menyakiti diri sendiri.
Sebenarnya korban dan rekannya sempat mengajukan laporan kepada PGSI Bantul, namun sayang, laporan mereka tidak direspon karena dalih persiapan Porda.
Saat itu PGSI beralasan untuk atlet konsentrasi dulu menyongsong perhelatan Porda XVI DIY.
Bahkan mereka diminta tutup mulut agar kasus tersebut tak diketahui publik ataupun atlet yang lain.
Korban pun dikabarkan harus pergi ke Bandung untuk menghindari pelaku dan tetap melakukan latihan.
Dalam proses tersebut, korban sempat dikuatkan untuk tetap berlatih dan membela kontingen Bantul di Porda XVI DIY.