Berita Timur Tengah

Penasihat Ali Khamenei : Iran Mampu Buat Bom Nuklir, Miliki Kemampuan dan Sarana Mumpuni

Penulis: Hari Susmayanti
Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang dirilis pada 9 April 2019 oleh kantor kepresidenan Iran, menampilkan Presiden Iran Hassan Rouhani (kanan) saat mengunjungi fasilitas teknologi nuklir Iran di Teheran.

TRIBUNJOGJA.COM, TEHERAN – Kemampuan Iran untuk meningkatkan pengayaan uranium dan memproduksi bom nuklir terus mengalami peningkatan di tengah sanksi dari barat.

Bahkan Iran mengklaim sudah memiliki sarana untuk memproduksi bom nuklir.

Hanya saja, sampai saat ini Iran belum memutuskan untuk memproduksi bom nuklir.

Saat ini Iran tengah memproduksi uranium hingga 60 persen.

Bahkan bisa dengan mudah untuk menghasilkan 90 persen urainium.

Hal itu disampaikan oleh penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, Kamal Kharrazi, kepada Al Jazeera pada Minggu (17/7/2022).

“Dalam beberapa hari kami dapat memperkaya uranium hingga 60 persen dan kami dapat dengan mudah menghasilkan 90 persen uranium yang diperkaya,” ujar Kharrazi dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.

Kharrazi menambahkan, kemampuan teknis yang dimiliki oleh Iran juga terus berkembang.

Iran menurutnya sudah mampu memproduksi bom nuklir saat ini juga.

“Iran memiliki sarana teknis untuk memproduksi bom nuklir, tetapi belum ada keputusan oleh Iran untuk membuatnya,” sambung Kharrazi, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Vladimir Putin Kunjungi Teheran Pekan Depan, Temui Presiden Iran dan Turki

Baca juga: 12 Rudal Balistik Iran Hujani Kota Arbil, Irak Utara

Pada 2015, Iran menandatangani kesepakatan dengan enam negara besar, termasuk AS, untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi ekonomi.

Pada 2018, Presiden AS kala itu, Donald Trump, secara sepihak menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir tersebut.

Trump kala itu beralasan, kesepakatan tersebut tidaklah cukup mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

Tak hanya itu, Trump menjatuhi Iran dengan sanksi secara bertubi-tubi.

Sejak saat itu, Iran langsung meningkatkan beberapa kegiatan nuklirnya.

Iran telah lama membantah bahwa pihaknya sengaja menciptakan senjata nuklir.

Teheran mengatakan, pihaknya memurnikan uranium hanya untuk penggunaan energi sipil.

Iran menambahkan, pelanggarannya terhadap kesepakatan nuklir dapat dibalikkan jika AS mencabut sanksi dan bergabung kembali dengan pakta tersebut.

Pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS, yang bertujuan untuk membawa Washington dan Teheran kembali mematuhi kesepakatan nuklir, telah terhenti sejak Maret.

Kharrazi berujar, Teheran tidak akan pernah bernegosiasi mengenai program rudal dan kebijakan regionalnya, seperti yang diminta oleh Barat dan sekutunya di Timur Tengah. (*)

 

Berita Terkini