Perang Rusia Ukraina
Vladimir Putin Kunjungi Teheran Pekan Depan, Temui Presiden Iran dan Turki
Vladimir Putin direncanakan akan melaksanakan pertemuan trilateral dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, MOSCOW - Di tengah perang melawan Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin berencana untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Teheran Iran pada pekan depan.
Rencananya, kunjungan kenegaraan ke Teheran tersebut akan dilaksanakan pada Selasa (19/7/2022) mendatang.
Dalam kunjungannya ini, Vladimir Putin direncanakan akan melaksanakan pertemuan trilateral dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Kemudian Putin juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
"Ya, kami dapat mengonfirmasi itu. Pengaturan sedang berlangsung untuk kunjungan Presiden ke Teheran," kata Peskov, merinci bahwa perjalanan itu akan berlangsung pada 19 Juli 2022 seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.
"Pertemuan para pemimpin negara-negara yang melayani penjamin untuk proses perdamaian Astana akan berlangsung di sana," terang Peskov.
"Kemarin, kami mengumumkan kontak tingkat tinggi antara Putin dan Erdogan. Pertemuan seperti itu juga akan berlangsung di sana," lanjut Peskov.
Baca juga: Misi Perdamaian Presiden Jokowi Berlanjut ke Rusia, Ajak Putin Buka Ruang Dialog dan Hentikan Perang
Sementara itu Gedung Putih mengklaim Rusia beralih ke Iran untuk meminta "ratusan" drone, termasuk yang mampu membawa senjata, untuk digunakan di Ukraina.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengatakan tidak jelas apakah Iran telah memberikan salah satu kendaraan ke Rusia.
Sullivan mengatakan AS memiliki "informasi" yang menunjukkan Iran sedang mempersiapkan untuk melatih pasukan Rusia untuk menggunakannya segera bulan ini.
“Informasi kami menunjukkan bahwa pemerintah Iran sedang bersiap untuk menyediakan Rusia hingga beberapa ratus UAV, termasuk UAV berkemampuan senjata dalam waktu yang dipercepat,” kata Sullivan kepada wartawan Senin (11/7/2022) seperti yang dikutip dari AP News.
Pernyataan tersebut merujuk pada drone dengan akronim untuk kendaraan udara tak berawak.
Juru bicara Menteri Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani tidak menyangkal klaim AS tersebut.
“Kerja sama Iran dengan Rusia dalam beberapa teknologi canggih dimulai sebelum perang Rusia-Ukraina,” katanya.
“Belum ada perkembangan khusus dalam hal ini baru-baru ini.” (*)