TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar tiga kali dengan jarak luncur maksimal 1,5 km ke arah barat daya, Selasa (3/5/2022).
Hal ini terlihat dalam pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mulai pukul 00.00-06.00 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan secara meteorologi, cuaca cerah dan berawan.
Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara 14-22 °C, kelembaban udara 50-86 persen dan tekanan udara 566-717 mmHg.
“Secara visual, gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 10-50 m di atas puncak kawah,” katanya.
Gempa guguran terjadi sebanyak 15 kali dengan amplitudo 3-16 mm berdurasi 36-103 detik.
Hybrid/fase banyak terjadi sebanyak 2 kali dengan amplitudo 7-15 mm, S-P 0,4-0,5 detik berdurasu 8-9 detik.
Tektonik jauh terjadi satu kali dengan amplitudo 14 mm, S-P 26 detik berdurasi 71 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi masih berada di level III atau siaga,” bebernya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tegasnya.