Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi mengeluarkan 8 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2 Km ke arah barat daya, Senin (21/2/2022)
Hal tersebut teramati dalam pengamatan selama enam jam mulai 00.00-06.00 WIB oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, secara meteorologi cuaca cerah dan berawan.
Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara 19-21 °C, kelembaban udara 69-86 %, dan tekanan udara 567-717 mmHg.
“Secara visual, gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 10-50 m di atas puncak kawah,” katanya.
Gempa guguran terjadi sebanyak 21 kali dengan amplitudo 3-24 mm berdurasi 27-136 detik.
Hybrid atau fase banyak terjadi sebanyak 2 kali dengan amplitufo 6-7 mm, S-P : 0,4-0,5 detik berdurasi 6-8 detik.
Tektonik jauh berjumlah 2 kali dengan amplitudo 4-13 mm, S-P tidak terbaca dan berdurasi 64-113 detik.
“Tingkat Aktivitas Gunung Merapi masih berada Level III atau siaga,” katanya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.
Cakupan potensi meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” ungkapnya. (*)