Sementara, untuk korban luka, perawatan rumah sakit akan dijamin oleh PT Jasa Raharja.
Adapun santunan yang diberikan senilai Rp 50 juta untuk korban meninggal dunia dan Rp 20 juta untuk korban luka.
2. Ada 9 korban meninggal berasal dari Desa Mranggen, Sukoharjo
Sebanyak 13 orang meninggal dunia dalam kecelakaan bus maut itu, termasuk sopir bus tersebut, Ferianto (35).
Sedangkan, 34 penumpang lain mengalami luka-luka.
Setidaknya, 9 korban meninggal berasal dari Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.
Kepala Desa Mranggen, Darmadi menjelaskan, dari para korban meninggal itu ada 1 orang asal Sragen, 2 orang asal Kelurahan Wonorejo.
Sisanya, mereka adalah warga Desa Mranggen. Pemakaman korban dilaksanakan pada Senin (7/2/2022).
Para korban merupakan karyawan pabrik konveksi, PT Adiva Sukoharjo yang sedang berjalan-jalan ke Yogyakarta.
3. Sopir bus diduga tidak menguasai medan jalan
Kanit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Bantul, Iptu Maryanta mengatakan, sopir bus diduga tidak menguasai medan jalan.
Dari penuturan saksi yang berada di dalam bus, sebelum kejadian, sopir tampak panik karena tidak bisa mengendalikan kendaraannya.
Kondisi tanjakan dan turunan tajam di kawasan tersebut memang cukup berbahaya bagi sopir yang tidak menguasai medan.
Keadaan semakin buruk apabila kondisi kendaraan tidak sehat.
Selain sopir bus yang kurang menguasai medan, pihak kepolisian juga menduga rem dari bus itu blong.