TRIBUNJOGJA.COM - Pemkot Yogyakarta mematok target, sanggup merealisasikan bank sampah di seluruh RW di wilayahnya pada 2022 ini.
Melihat catatan kenaikan 20 persen per tahunnya, eksekutif meyakini, pencanangan tersebut bukanlah angan belaka.
Dengan menggenjot bank sampah , ketergantungan Kota Yogyakarta terhadap TPST Piyungan diharapkan bisa sedikit tereduksi.
Sebab, titik akhir sampah yang berlokasi di Kabupaten Bantul tersebut, saat ini kondisinya pun mulai overload.
Baca juga: Upaya Pengurangan Sampah di Kota Yogyakarta Baru Terealisasi 20 Persen
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta , Sugeng Darmanto menyampaikan, selaras data Desember 2021 lalu, sebanyak 565 bank sampah berbasis RW sudah terbentuk.
Realisasi yang nyaris sempurna, jika merujuk jumlah RW di kota pelajar yang sebanyak 617.
"Paling tidak, untuk 2022 ini, ada penambahan 45 bank sampah lagi di Kota Yogya. Karena, target kami setiap RW punya sendiri," ungkapnya, Minggu (30/1/22).
Menurutnya, peran bank sampah untuk melaksanakan 3R (reduce, reuse, recycle), sangat dibutuhkan, guna menekan pembuangan ke TPST Piyungan .
Terlebih, Kota Yogyakarta menjadi 'penyumbang' terbesar alokasi sampah di sana, dengan rata-rata lebih dari 300 ton per hari.
"Meski baru dua persen yang tereduksi, hasil pengelolaan bank sampah, tapi sudah sangat membantu mengurangi pembuangan langsung ke TPST," ujar Sugeng.
Ia pun memastikan, pihaknya tidak sebatas mendorong realisasi bank sampah pada masing-masing pengurus RW semata.
Baca juga: Minimalisir Pembuangan Sampah, Pemkot Yogyakarta Kampanyekan Zero Waste
Ya, DLH sudah membentuk Fasilitator Kelurahan (Faskel) dan Koordinator Kemantren Pengelola Sampah Mandiri Kota Yogyakarta untuk tahun 2022.
Dijelaskannya, faskel pengelola sampah mandiri ini, bertujuan sebagai pendamping pengelolaan sampah di masyarakat.
Sampai sejauh ini, 90 Faskel telah tersebar di deretan kelurahan, dengan 14 koordinator yang juga terdistribusi di 14 kemantren di kota pelajar.
"Jadi, koordinator faskel ini bertugas untuk melakukan identifikasi dari mana sumber sampah dengan membuat program kegiatan bank sampah," jelasnya.
"Kemudian, mereka juga diberi tugas untuk melakukan pembaharuan bank sampah terhadap RW yang belum ada bank sampah, di lingkungan binaannya. Tentu, sekaligus mendampingi juga," pungkas Sugeng. ( Tribunjogja.com )